MEDIA PEMBELAJARAN RADIO DAN TAPE RECORDER
Gambar oleh freepik |
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Sumber dan Media Pembelajaran SD
yang dibimbing Drs. Usep Kustiawan, M. Sn.
Oleh
Muhammad Fitra R. 107151410106
Rochma Arini 107151410110
Harvey Agil A. 107151410115
Wirardharani P 107151410122
Aminnatul Widyana 107151410127
Lilik Mulyeni 107151410130
Silfi Mauluti Aski 107151410134
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP S1 – PGSD – F
April 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul”Media Pembelajaran Radio Dan Tape Recorder “ yaitu suatu media pembelajaran yang menggunakan radio dan tape recorder.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan anak ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.
Malang, 4 April 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………...............i
DAFTAR ISI………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………2
C. Tujuan Masalah…………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Media Pembelajaran Radio dan Tape Recorder…………………………………………………………3
B. Sejarah Radio dan Tape Recorder..………………………………4
C. Jenis-Jenis Radio dan Tape Recorder………………………….....8
D. Kelebihan dan Kekurangan Radio dan Tape Recorder dalam Pembelajaran…………………………………………………….11
E. Fungsi Radio dan Tape Recorder dalam Pembelajaran………….13
F. Pemanfaatan Media Pembelajaran Radio dan Audio
Tape Recorder dalam Kegiatan Belajar Mengajar 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………17
B. Saran…………………………………………………….…….....19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..……21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini telah banyak muncul media pembelajaran yang semakin canggih seiring berjalannya waktu. Hal tersebut memudahkan para guru dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga murid akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam menerima materi yang ada.
Setiap murid mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam menerima/merespon materi pelajaran yang disampaikan guru. Di antara mereka ada yang dapat memaksimalkan penerimaan materi pelajaran yang disampaikan guru secara auditif (mendengarkan). Adapula yang dapat menangkap materi pelajaran secara maksimal jika materi disampaikan secara visual (melihat). Namun yang paling banyak terjadi adalah campuran antara audio dan visual (melihat dan mendengar). Dikarenakan berbagai perbedaan individu yang ada, seorang guru harus pintar dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran beserta media yang digunakan, sehingga semua siswa bisa terlayani dengan baik.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah radio dan tape recorder. Radio merupakan media pembelajaran auditif yang hanya bisa dinikmati melalui alat pendengaran, Pengaruh sifat aktualita yang dapat dilayani oleh radio secara lebih cepat daripada televisi. Hal ini telah mengakibatkan evaluasi yang lebih positif terhadap radio dari pada sebelumnya. Terutama karena dalam bentuk transistor radio lebih murah dari pada televisi dan dapat tersebar di pedesaan, dan radio bagi masyarakat berkembang akan mempunyai peranan yang tidak kalah dengan televisi, terutama dalam isi –mengisi kebutuhan manusia akaninformasi. Karena radio transistor lebih mudah dibawah dan tidak terlalu terikat pada tempat serta harganya yang murah, maka negara berkembang akan lebih banyak mengambil manfaat radio sebagai sumber informasi. Ditinjau darisegi individual dimana tiap-tiap orang akan membeli sarana komunikasi ini dari kantongnya sendiri.
Sedangkan audio cassette atau tape recorder adalah media audio dengan alat perekam. Tape recorder ini sangat cocok sangat cocok untuk pembelajaran menyimak, sehingga menguntungkan bagi siswa yang cenderung belajar secara auditif. Sedangkan siswa yang memiliki cara belajar secara visual atau audio-visual bisa menggunakan media pembelajaran lain yang sesuai. Dari serangkaian penjabaran di atas, penulis mempunyai inisiatif dengan menulis makalah yang berjudul “Media Pembelajaran Radio dan Tape Recorder”.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah hakekat media pembelajaran radio dan audio tape recorder?
2. Bagaimanakah sejarah radio dan audio tape recorder?
3. Apasajakah jenis-jenis radio dan audio tape recorder?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan radio dan audio tape recorder dalam pembelajaran ?
5. Apa fungsi radio dan audio tape recorder?
6. Apa saja pemanfaatan media pembelajaran radio dan audio tape recorder dalam kegiatan belajar mengajar?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. untuk mengetahui hakekat media pembelajaran radio dan audio tape recorder
2. untuk mengetahui sejarah radio dan audio tape recorder
3. untuk mengetahui jenis-jenis radio dan audio tape recorder
4. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan radio dan audio tape recorder dalam pembelajaran
5. untuk mengetahui fungsi radio dan audio tape recorder
6. untuk mengetahui manfaat media pembelajaran radio dan audio tape recorder dalam kegiatan belajar mengajar
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Media Pembelajaran Radio dan Audio Tape Recorder
Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan TapeRecorder
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio (Dodi Mawardi dalam http://dodimawardi.wordpress.com). Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini, melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Sedangkan media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
B. Sejarah Radio dan Audio Tape Recorder
1. Radio
Dari keluarga berada, lahirlah Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 ketika usianya menginjak dua puluh, Marconi membaca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun sebelumnya. Percobaan ¬percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik tidak tampak, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi menyimpulkan bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, saat itu telegram sudah digunakan sebagai alat komunikasi. Ide ini menimbulkan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram dan tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dengan teknologi ini informasi dapat dikirim dari darat ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya dalam jangka waktu setahun, Marconi berhasil membuat peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alatnya di Inggris dan memperoleh hak paten untuk penemuan ini. Pada tahun 1898. dengan alat temuannya dia sudah mampu mengirim berita tanpa kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi terus mempatenkan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap alat penemuannya. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland.
Keberhasilan penemuannya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 ketika kapal S.S. Republic rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut. Berita radio sangat membantu, semua penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang. Pada tahun yang sama Marconi berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang sangat jauh, lebih dari 6000 mil.
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933 (www.romeltea.com).
Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti pentingnya tumbuh dengan amat cepat. Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga tinggi biasanya akan menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, berbagai tuntutan lewat pengadilan sirna sesudah tahun 1914 ketika pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Pengaruh Marconi terhadap perkembangan teknologi komunikasi tak diragukan lagi. Marconi tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting untuk perkembangan televisi, karena itu sangat layak menganggap Marconi memiliki peranan penting dalam perkembangan televisi.
Komunikasi tanpa kabel punya arti penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat untuk pengiriman berita, hiburan, keperluan militer, penyelidikan ilmiah, tugas-tugas kepolisian, dan lain-lain. kegunaan teknologi radio sangatlah besar. Teknologi ini bisa mencapai kapal di lautan, pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa.
Sejarah telah menunjukkan besarnya peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui radiolah rakyat seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya, melalui radiolah rakyat mengerti apa yang harus diperbuat, rakyat mengalami dan ikut menghayati pengalaman orang lain, sehingga melalui radio dapat terbina rasa kesatuan yang kuat. Radio telah memberikan pendidikan politik pada kita semua. Dalam keadaan-keadaan yang kritis yang timbul beberapa kali kemudian, orangpun masih dan tetap akan berpaling kepada radio, tidak hanya sekedar memperoleh informasi, tetapi untuk memperoleh pendidikan, karena orang-orang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan pesan yang diperolehnya.
Melalui radio masing-masing, banyak warga Jakarta memantau perkembangan situasi kota yang sedang dilanda kerusuhan. Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun 1920-an, ketika tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat di sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Radio siaran pertama kali ada di Indonesia adalah Batviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925. Sejak saat itu banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlansch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di Solo juga muncul Solosche radio Vereninging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Mataresme Vereninging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sebagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.
Pada tanggal 11 September 1945 didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI). Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain sebagai media propaganda, sebagai media komunikasi, sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan, sebagai penyalur pendapat masyarakat dan sebagai media hiburan.
Pada tahun 1951, jawatan pendidikan masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan suatu program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran pendidikan radio ini terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sendiri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang aktual dari masyarakat.
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
Berbagai siaran komersial radio adalah drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja. Penggunaan radio dalam pembelajaran juga bukan suatu hal yang aneh lagi. Dengan media radio akan mempermudah guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun sebagai contohnya yaitu penggunaan radio dalam pelajaran mendengarkan dongeng.
2. Tape Recorder
Awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak secara. konstan dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam. Sinyal elektrik yang secara analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati head tadi dan menghasilkan pola magnet yang serupa dengan sinyal yang menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara stereo yang sudah baik, membuat para seniman musik sudah dapat melakukan rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin ringkas. Di akhir tahun 1990-an, digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman. Dan kini, di era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas rnenjadi harddisk dan corong phonoautogruph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang canggih.
Kini perkembangan teknologi audio sudah serba digital. Ini berarti semakin ringkas alat-alat untuk bisa menghasilkan studio recording, dan semakin mudah untuk merawat dan memaintain-nya. Pada masa analog, untuk merekam suara mentah pada saat tracking harus di simpan pada pita 2 inch, yang kini sudah bertransformasi menjadi harddisk yang bentuknya kecil dan tidak menghabiskan tempat (baca books "Sejarah Teknologi Perekam").
C. Jenis-Jenis Radio dan Audio Tape Recorder
1. Jenis jenis Radio
a. Berdasarkan Frekuensi:
1) Frekuensi Modulasi (FM) bergerak pada frekuensi 87 MHz sampai 108 MHz.
2) Amplitudo Modulasi (AM) atau Medium Wave (MW) berada pada jalur 540 sampai 1600 KHz. Band standar radio siaran moda amplitudo modulation (AM)) dimulai dari 540 sampai dengan 1600 kHz. Di Indonesia lebih dikenal dengan gelombang menengah (medium wave/MW). Band MW ini adalah tempat mengudaranya stasiun-stasiun radio siaran swasta di Indonesia sebelum banyak yang pindah ke band FM. Spektrum frekuensi MW tidak tergolong gelombang pendek. Spektrum gelombang pendek justru dimulai dari batas akhir alokasi frekuensi standar untuk radio siaran AM di MW, yaitu 1600 kHz sampai 30000 kHz atau 30 MHz (1000 kHz = 1 MHz). Sinyal radio yang dipancarkan pada gelombang pendek akan dapat dipantau di tempat-tempat yang sangat jauh (DX). Ini terjadi karena pancaran sinyal dari bumi akan terpantul kembali ke bagian lain di bumi karena berbenturan dengan ionosfir, sebuah lapisan yang tidak terlihat, di atas bumi. Akibat dari proses refraksi/pemantulan itu yang dapat terjadi berkali-kali,serta faktor-faktor alamiah lainnya (propagasi), maka penerimaan sinyal radio siaran di gelombang pendek dapat berlangsung dengan baik, di siang hari atau pun di malam hari
3) Short Wave (SW) mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz. SW biasanya digunakan untuk siaran radio-radio amatir. Lalulintas komunikasi antar pilot pesawat terbang dengan menara pengawas di bandara juga dilakukan dengan radio gelombang pendek ini. Jadi jika kamu kebetulan gemar mendengar dan mencari-cari gelombang di "jalur" SW, kamu akan mendengar pembicaraan antara pilot dan bandara.
b. Berdasarkan Penyelenggara:
1) Radio milik Negara/Radio public
2) Radio swasta/komersial
3) Radio komunitas (kampus/LSM). Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
4) Radio asing.
Hampir setiap negara-negara besar, juga negara-negara yang lebih kecil, menyelenggarakan radio siaran (broadcast) dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang dapat ditangkap di Indonesia. Lamanya siaran bervariasi, mulai dari 30 menit sampai dengan 3 jam. Agar para pendengarnya dapat menangkap siaran mereka dengan jelas, daya transmisinya diperbesar hingga puluhan/ratusan ribu Watt. Berkat adanya stasiun relaynya di berbagai tempat di dunia, transmisinya juga bisa diarahkan ke satu kawasan tertentu saja, misalnya ke Indonesia. Jadwalnya pun diatur dengan baik, yaitu di luar jam-jam sibuk pendengar di kawasan itu. Beberapa stasiun radio siaran dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang mudah dipantau di Indonesia adalah: BBC London, Radio Moskow, Radio Jepang, Suara Amerika (VOA), Radio Australia, Radio Nederland, All India Radio, Radio Korea Selatan, Radio Beijing, Suara Jerman, Suara Malaysia dll.
c. Berdasarkan Program:
1) Radio Hiburan/Musik
2) Radio Informasi/News
3) Radio Campuran
4) Radio Propaganda
5) Radio Religius
2. Jenis-jenis Tape Recorder
a. Phonograph yaitu perekam suara dengan menggunakan vinyl (piringan hitam) sebagai media penyimpan hasil rekamannya.
b. Tape cassette yaitu alat perekam suara menggunakan format pita kaset berukuran 2 inch yang dapat merekam dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak sebagai media penyimpannya.
c. Walkman hampir sama dengan pemutar musik portabel pertamanya, hanya saja lebih praktis karena lebih mudah dibawa kemana-mana.
d. Compact Disc (CD) yang diputar dengan media pemutar portable yaitu; VCD, DVD atau discman.
e. MP3 Player dan IPod sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan.
D. Kelebihan dan kekurangan Radio dan Audio Tape Recorder dalam Pembelajaran
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-¬masing. Kelebihan dan kekurangan dari media radio dan audio Tape Recorder adalah sebagai berikut:
1. Radio
Kelebihan Radio adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar (Theater of Mind)
b. Harganya relatif murah.
c. Kemampuan selektivitas memilah program dan segmen khalayak.
d. Bersifat personal sehingga mampu menjadi sahabat pendengar.
e. Fleksibel karena mudah dibawa kemanapun.
f. Dapat menjangkau sasaran yang luas.
g. Dapat menyampaikan informasi secara serempak.
h. Dapat mengerjakan hal-hal yang tidak dapat dilakukan guru, misalnya menyajikan cerita tentang petualangan, kepahlawanan, yang telah dikemas dan diberi efek suara dan musik, sehingga terasa lebih hidup.
i. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
j. Dapat memberikan informasi dari sumber utama secara langsung.
k. Aktual
Kekurangan Radio adalah sebagai berikut:
a. Jika menggunakannya sebagai media pembelajaran di kelas menjadikan guru tidak bisa mengontrol dan sangat terikat dengan jadwal siaran.
b. Aktivitas pendengar kurang terkontrol.
c. Isi pesan hanya dapat didengar saja sehingga bagi anak yang kurang mempunyai ingatan kuat akan mudah lupa dengan isi pesan.
d. Tidak dapat diulang.
e. Rentan cuaca
f. kontrol ada pada stasiun radio
g. Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan dll
h. Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan
2. Audio Tape Recorder
Kelebihan Audio Tape Recorder (ATR) adalah sebagai berikut :
a. Memiliki fungsi ganda dapat menyajikan hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman.
b. Guru dapat menggunakan ATR dalam pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah (tidak terikat dengan jadwal siaran).
c. Jika ada yang tidak jelas dalam penyampaian pesan, dapat diulang kembali.
d. Dapat menyajikan hal-hal yang terjadi di luar kelas/sekolah misalnya: wawancara, rekaman hasil diskusi atau seminar.
e. Tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa khususnya bahasa asing (memberikan contoh pengucapan sesuai dengan bahasa aslinya).
Kelemahan Audio Tape Recorder (ATR) adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi satu arah.
b. Daya jangkau terbatas (tidak seperti radio)
c. Isi pesan hanya dapat didengar saja sehingga bagi anak yang tidak mempunyai ingatan kuat akan mudah lupa dengan isi pesan
d. Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan dll
e. Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan
f. Bisa terhapus, bisa kusut, dan tidak bisa disimpan lama
E. Fungsi Radio dan Audio Tape Recorder dalam Pembelajaran
Bagi negara berkembang, yang berkemampuan membawa informasi aktual dan merupakan sarana komunikasi yang sangat penting ialah media massa. Melalui informasi aktual, atau pendidikan informal, perhatian komunikan dapat dirangsang dan diarahkan untuk pertamakalinya ke suatu arah tertentu. Melalui pengulangan dan perluasan oleh media yang sama, atau media yang lain, pengetahuan masyarakat akan ditunjang. Karena itu, radio merupakan sarana pembuka jalan bagi media masa lainnya maupun memperkenalkan untuk pertamakalinya suatu masalah sebelum penyuluh melanjutkan dan memperdalam pengetahuan komunikan tentang masalah tersebut. Dengan demikian, radio menjadi perangsang bukan saja untuk pendidikan nonformal yang merupakan serangkaian kursus, melainkan juga untuk pendidikan formal. Dalam situasi kekurangan guru, radio dapat menunjang pengulangan dan penyebaran bahan pelajaran pendidikan formal maupun nonformal, walaupun pengajaran melalui radio tanpaguru, tidaklah mungkin atau hanya menghasilkan mutu pendidikan yang rendah sekali. Bagaimanapun juga kehadiran guru dalam komunikasi langsung dan berkomunikasi timbal balik, tidak dapat diganti oleh media massa yang umumnya bersifat komunikasi searah, karena komunikasi langsung dan timbal balik merupakan syarat mutlak proses belajar yang efektif.
Pada umumnya fungsi radio dan Tape Recorder adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan komunikasi audio.
2. Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif
3. Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan
4. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya
5. Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa
6. Mengatasi batas waktu dan ruang
Secara khusus media radio dan audio Tape Recorder sangat berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran mendengarkan cerita atau dongeng. Dalam pengajaran bahasa, guru dituntut dalam berkomunikasi. Salah satu bentuk komunikasi adalah teknik bercerita. Dengan radio dan Tape Recorder guru akan lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran serta mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam pembelajaran. Dongeng yang diceritakan melalui radio memberikan kesan yang lebih menarik karena sudah disempurnakan dengan kombinasi suara yang dapat menambah motivasi siswa untuk mendengarkan cerita. Fungsi lain dari radio yaitu dapat memberikan informasi secara serentak kepada seluruh siswa, sehingga dapat mengefisiensikan waktu.
Pendidikan melalui radio harus merupakan bagian dari suatu kebulatan sistem penyajian (total delivery sistem) beberapa komponen penting dalam penyampaian sistem ini ialah:
1. kurikulum (segala kegiatan yang diberikan kepada anak didik)
2. acara dan metode siaran yang diatur
3. tempat kegiatan belajar yang dilengkapi dan diawasi oleh seorang pembina pendidikan
4. monitoring kegiatan dan kemampuan anak
5. evaluasi
F. Pemanfaatan Media Pembelajaran Radio dan Audio Tape Recorder dalam Kegiatan Belajar Mengajar
No Mata Pelajaran Materi Kegiatan
1. Bahasa Indonesia 1. Membaca intensif
a. Mendengar
b. Membuat kerangka karangan
c. Membacakan karangan dengan bahasa sendiri
d. Menceritakan kembali
2. Teks pidato a. Mendengarkan pidato di radio
b. Mencatat pokok-pokok isi pidato
c. Membacakan isi pidato di depan kelas
3. berita a. Mendengarkan isi berita
b. Mencatat isi pokok berita
c. Membacakan isi pidato di depan kelas
4. Puisi
a. Mendengarkan puisi di radio
b. Memparafrasekan puisi
c. Membacakan amanat puisi di depan kelas
2. Bahasa Inggris Perkenalan a. Mendengarkan percakapan (listening to dialogue)
b. Mencatat atau membuat percakapan
c. Mempraktekkan percakapan
d. Kuis pada awal pelajaran atau akhir pelajaran
3. Matematika Operasi hitung bilangan a. Mendengarkan soal dari tape recorder
b. Mengerjakan soal
4. Kesenian 1. Melipat bentuk benda a. Mendengarkan instruksi dari radio
b. Guru sebagai instruktur peraga di depan kelas
2. Seni tari a. Guru memberi contoh gerakan tari sedikit demi sedikit tanpa menggunakan musik
b. Setelah siswa lancar menari, guru memberi contoh menari dengan iringan musik
c. Siswa mempraktekkan sendiri
3. Seni suara Siswa bersama guru mendengarkan lagu nasional dan mempraktekkannya
4. Seni drama Siswa menyajikan drama dengan diiringi rekaman suara (dubbing)
5. Olahraga Senam irama Siswa mengikuti gerakan guru yang berperan sebagai instruktur
6. IPS Pengalaman diri Siswa menceritakan pengalaman pribadi melalui acara di radio
7. Kewarga-negaraan 1. Kerukunan
2. Tata tertib a. Menyebarluaskan berita bencana dan meminta bantuan
b. Mengucapkan selamat atas keberhasilan teman/keluarga melalui radio
c. Mematikan radio ketika ada orang sedang beribadah
Mendengarkan iklan di radio tentang tata tertib/undang-undang
3. Hak mengeluar-kan pendapat Menanggapi pernyataan penyiar radio melalui telepon
8. Agama Ceramah Mendengarkan ceramah agama di radio
9. IPA 1. Pelestarian jenis makhluk hidup Mendengarkan acara khusus yaitu info tentang tips melestarikan jenis makhluk hidup
2. perubahan energi listrik Menunjukkan radio sebagai bentuk perubahan energi listrik menjadi energi bunyi
3. hemat energi Mematikan radio atau tape recorder jika tidak digunakan
4. gelombang elektromagnetik Menunjukkan radio sebagai contoh adanya gelombang elektromagnetik
5. alat indra Sebagai alat tes pendengaran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan TapeRecorder
Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio (Dodi Mawardi dalam http://dodimawardi.wordpress.com). Sedangkan media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
2. Pada tahun 1874 lahirlah Guilmo Marconi yang mendapat pendidikan privat dari seorang guru. Kemudian Marconi melakukan percobaan-percobaan yang akhirnya menyimpulkan bahwa gelombang bisa dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, sehingga pada tahun 1900 Marconi mematenkan penemuannya tersebut. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland. Sedangkan awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph. Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu.
3. Jenis-jenis Radio dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan frekuensi, penyelenggara dan berdasarkan program yang ditayangkan. Sedangkan jenis-jenis Tape Recorder ada 5, antara lain: Phonograph, Tape cassette, Walkman, CD, dan MP3 Player.
4. Radio dan Audio Tape Recorder mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan radio yang dapat kita lihat secara jelas adalah harganya relatif murah, namun mempunyai kekurangan yang sering menjadi kendala guru dalam menggunakan radio sebagai media pembelajaran, yakni sangat terikat dengan jadwal siaran. Sedangkan kelebihan Audio Tape Recorder salah satunya adalah memiliki fungsi ganda, karena dapat menyajikan hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman. Dan salah satu kekurangannya adalah daya jangkaunya terbatas.
5. Pada umumnya fungsi radio dan Tape Recorder adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan komunikasi audio, (2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif, (3) Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan, (4)Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya, (5) Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa, (6) Mengatasi batas waktu dan ruang.
B. Saran
1. Bagi Guru
Dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran radio guru diharapkan memiliki andil sebagai berikut:
a. Guru hendaknya memberikan stimulus berupa review materi untuk menyamakan konsep dan pemahaman siswa tentang materi tersebut
b. Guru memberikan reinforcement ( penguatan ) guna melatih seberapa jauh pemahaman siswa sebelum diadakan tindaklanjut berupa tes / kecakapan pengolahan kata dengan bahasa dengan bahasa dan pemahamannya sendiri.
c. Guru menguji kembali pemahaman siswa dengan bahan pangayaan yang jauh lebih sulit
2. Bagi Orang Tua
Orang tua sebagai pengawas sekaligus pendamping anak dalam belajar di rumah hendaknya mengetahui kemampuan anaknya, oleh karena itu apabila anak tersebut sangat sulit dalam menerima pembelajaran secara auditif hendaknya orang tua selalu melatih adanya kekurangan kepekaan tersebut sejak dini.
3. Bagi Anak
Seorang anak pasti lebih tau dimana dan sejauh mana kekurangannya dalam segala hal. Oleh karena itu, jika ia menyadari dirinya kurang bisa menerima materi secara auditif hendaknya dia mencoba mengoptimalkan kemampuannya dalm kepekaan yang lain. Sekaligus memperbaiki kemampuan auditifnya yang kurang
4. Bagi Lembaga
Hendaknya instansi / lembaga pendidikan juga lebih tahu dan lebih sering memantau perkembangan mutu peserta didinya sehingga apabila dirasa peserta didiknya secara dominan kurang tanggap dalam pembelajaran yang bersifat auditif sehingga lebaga yang ditunjuk dapat meningkatkan perbaikan dengan memperbaiki sarana dan prasarananya juga mengoptimalkan prestasi dengan cara pembelajaran yang lain
Jo, Ycolow. 1998. Mendengarkan Siaran Radio pada Gelombang Pendek. Cinere (diakses 4 April 2009, 17.00 WIB, yc0low@qsl.net)
Mambo. 2009. Mendengarkan Radio Yuk. (diakses 4 April 2009, 17.10 WIB, http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/data/orari-diklat/pemula/teknik-operasi/advanced/mendengarkan-siaran-radio-pada-sw.pdf)
Mawardi, Dodi. (http://dodimawardi.wordpress.com).
Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:CV Rajawali.
Susanto, Phil Astrid S. 1982. Komunikasi Massa. Bandung:Angkasa Offset.
(www.romeltea.com).
http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=749&Itemid=54
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio#Penggunaan_radio
0 Response to "MEDIA PEMBELAJARAN RADIO DAN TAPE RECORDER"
Post a Comment
Saya persilakan menambahkan komentar untuk melengkapi postingan blog di atas.
Semoga bermanfaat & menginspirasi buat semua...