PENTINGNYA WAWASAN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Gambar oleh Freepik |
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Perspektif Global
yang dibimbing Dra. Sri Sugiharti
Oleh
Aminnatul Widyana 107151410127
Risma Lusi Santi 107151410128
Silfi Mauluti Aski 107151410134
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP S1 – PGSD – F
Maret 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah yang berjudul ”Pentingnya Wawasan dalam Perspektif Global “ yaitu untuk mengetahui tentang pentingnya wawasan perspektif global dalam era globalisasi seperti saat ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perspektif Global ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca.
Malang, Maret 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………...............i
DAFTAR ISI………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………2
C. Tujuan Masalah…………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam wawasan Global 3
B. Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi 4
C. Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus terlibat di dalamnya. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang globalisasi tersebut. Ini adalah kewajiban kita bukan saja sebagai warga Negara Indonesia akan tetapi juga sebagai warga dunia (global citizenship). Seorang warga dunia yang baik perlu berbekal pengetahuan, sikap, dan nilai, serta aktivitas sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia yang begitu cepat.
Oleh karena itu, guru dan siswa harus mampu mengembangkan kemampuan, kesadaran, dan wawasan global agar dapat mengenali, memahami, dan memecahkan segala permasalahan dan ketidakmenentuan di lingkungan sekitar mereka. Pengertian lingkungan di sini yang dimaksud yaitu lingkungan lokal, nasional, dan dunia. Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu dibangun agar setiap warga Negara Indonesia menyadari tentang peran dan fungsi dia sebagai warga Negara dan warga dunia.
Terjadinya interaksi dalam masyarakat dunia yang sangat beragam budayanya kadang-kadang bisa menimbulkan kekurangharmonisan, sehingga konsep berteman dan bertetangga dengan baik dengan sesama umat manusia yang mendiami bumi ini menjadi penting. Terdapat satu prinsip bahwa sekalipun ada perbedaan budaya dalam masyarakat dunia, tetapi pada dasarnya mereka mempunyai berbagai macam keinginan dan kebutuhan yang sama, seperti kebutuhan akan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang bersih dan sehat, kebutuhan untuk hidup harmonis, keinginan untuk bekerjasama, dan sebagainya yang bisa terwujud antara lain bila kita sudah mempelajari perspektif global. Hal ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masing-masing individu dan seluruh masyarakat bahwa mereka berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta meningkatkan lingkungan sosial dan fisik dunia.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global!
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global!
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global.
2. Mengetahui nilai budaya dalam arus globalisasi.
3. Mengetahui pentingnya kesadaran dan wawasan global dalam perspektif global.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam Wawasan Global
Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan memperluas wawasan kita. Untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan.Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989) agar kita dapat meningkatkan wawasan global ini, maka pendidikan memegang peranan penting.
Melalui pendidikan maka seseorang harus mampu mengembangkan 4 hal berikut:
1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya. Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi (acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kita tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena perkembanagn IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga memperoleh wawasan yang semakin luas.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini, maka peran keluarga juga sangat besar. Tanpa kita sadari bahwa arus globalisasi ini telah melanda rumah tangga kita. Keluarga sekarang hidup dalam ”kotak global” elektronik baru (Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya televisi, radio, dan parabola. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi rumah akan dipenuhi dengan komputer yang dapat digunakan untuk e-mail, internet, dan alat komunikasi jarak jauh lainnya. Selain itu, bagi anak yang tidak memilikinya di rumah, mereka dapat main ”dingdong” di tempat yang disediakan. Ini semua membuktikan bahwa mau tidak mau kita berada dalam arus globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk mengarungi arus globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak kita keluar dari rumah dan berjalan-jalan ke kebudayaan lain. Kadang-kadang anak kita dibawa ke dunia yang tidak realistis. Suatu ketika anak-anak kita lebih pandai dari orang tua dalam menggunakn alat-alat seperti ini. Orang tua hanya menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi membimbing atau mengarahkan anak. Globalisasi dengan melalui berbagai media seperti ini akan berpacu dengan para orang tua dalam membesarkan anak. Hal ini tentu harus kita waspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:
1. Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Menguasai informasi dalam berbagai bidang, mengolah dan memahami pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, dan sebagainya untuk memahami informasi tersebut.
Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain. Tentunya masih ingat dengan sistem politik ”tirai bambu” Cina dan ”tirai besi” Uni Soviet. Kedua negara tersebut tertinggal dalam peraturan dunia, karena politik mereka menutup diri. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah ”tetapi jangan sampai merobohkan fundamen rumahku”. Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. Sekarang tari Bali ditarikan oleh orang asing, karawitan Mang Koko di Jawa Barat dinyanyikan oleh orang asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaiman peranan pendidikan dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan IPTEK yang dampaknya begitu kuat terhadap globalisasi, maka pelajaran matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui matematika, siswa dilatih untuk berpikit kritis dan analitis.
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang berakar pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendidikan yang bertugas memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas).
3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu dikuasai anggota masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih. Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa merupakan syarat mutlak.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya harus ”melek digital”.
Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara nerkembang maupun negara maju berperan penting di dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun masyarakat agar mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. National Council for the Social Studies pada tahun 1982 (Merryfield, 1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk diajarkan di sekolah-sekolah, antara lain:
1. Sekarang ini kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi yang ditandai dengan fenomena hampir semua orang berinteraksi secara transnasional (tidak hanya terbatas dalam negaranya saja), multikultural (dalam berbagai macam budaya), dan cross-cultural (berinteraksi dengan budaya lain selain yang dimilikinya).
2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas pada negara/bangsa saja namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNCs (perusahaan-perusahaan multinasional), serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin aktif berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa lokal maupun global.
3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang ditandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh umat manusia.
4. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan ekologi pada masa kini dengan masa depan umat manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungannya fisiknya di masa yang akan datang.
5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat manusia ini menyebabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Makagiansar, bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan wawasan global warga negara Indonesia adalah harus mampu mengembangkan 4 hal, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan mengatasi masalah, mengakomodasi perkembangan IPTEK, dan mereorientasikan sikap, nilai, dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita harus dapat menyeleksi kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar negeri. Kita harus bisa memilah-milah kebudayaan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan adab negeri kita. Demikian pula sebagai seorang calon pendidik, kelak kita harus bisa menanamkan mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa kepada peserta didik kita nanti agar dampak negatif dari adanya globalisasi tidak merambah kepada generasi penerus bangsa. Dan hanya dampak positifnya saja yang mereka terima.
DAFTAR PUSTAKA
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas Terbuka.
1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya. Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi (acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kita tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena perkembanagn IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga memperoleh wawasan yang semakin luas.
B. Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi
Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus kita pertahankan, tetapi ada nilai yang perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan. Contoh, motto orang Jawa ”mangan ora mangan ngumpul” yang dalam bahasa Indonesianya adalah ”makan atau tidak yang penting berkumpul”, harus diubah karena tidak sesuai lagi dengan kehidupan global yang sudah berkembang sangat jauh. Perlu sikap baru terhadap perkembangan sekitar, bahwa dunia ini adalah tempat tinggal kita, dan tanah air kita yang harus dijaga kelestariannya. Pendidikan harus membuka wawasan anak didik dan mengembangkan nilai-nilai yang perlu dipertahankan.Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini, maka peran keluarga juga sangat besar. Tanpa kita sadari bahwa arus globalisasi ini telah melanda rumah tangga kita. Keluarga sekarang hidup dalam ”kotak global” elektronik baru (Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya televisi, radio, dan parabola. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi rumah akan dipenuhi dengan komputer yang dapat digunakan untuk e-mail, internet, dan alat komunikasi jarak jauh lainnya. Selain itu, bagi anak yang tidak memilikinya di rumah, mereka dapat main ”dingdong” di tempat yang disediakan. Ini semua membuktikan bahwa mau tidak mau kita berada dalam arus globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk mengarungi arus globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak kita keluar dari rumah dan berjalan-jalan ke kebudayaan lain. Kadang-kadang anak kita dibawa ke dunia yang tidak realistis. Suatu ketika anak-anak kita lebih pandai dari orang tua dalam menggunakn alat-alat seperti ini. Orang tua hanya menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi membimbing atau mengarahkan anak. Globalisasi dengan melalui berbagai media seperti ini akan berpacu dengan para orang tua dalam membesarkan anak. Hal ini tentu harus kita waspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:
1. Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Menguasai informasi dalam berbagai bidang, mengolah dan memahami pesan-pesan yang ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, dan sebagainya untuk memahami informasi tersebut.
Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain. Tentunya masih ingat dengan sistem politik ”tirai bambu” Cina dan ”tirai besi” Uni Soviet. Kedua negara tersebut tertinggal dalam peraturan dunia, karena politik mereka menutup diri. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
C. Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global
Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi adalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah ”identitas bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di negara kita dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi. Sebagaimana dampak radio, televisi, parabola, dan sebagainya masuk ke rumah-rumah. Yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah Badan Sensor Film sekarang ini masih efektif? Dan bagaimana kontrol edukatif dilaksanakan?Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah ”tetapi jangan sampai merobohkan fundamen rumahku”. Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. Sekarang tari Bali ditarikan oleh orang asing, karawitan Mang Koko di Jawa Barat dinyanyikan oleh orang asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaiman peranan pendidikan dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan IPTEK yang dampaknya begitu kuat terhadap globalisasi, maka pelajaran matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui matematika, siswa dilatih untuk berpikit kritis dan analitis.
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang berakar pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendidikan yang bertugas memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas).
3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu dikuasai anggota masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih. Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa merupakan syarat mutlak.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya harus ”melek digital”.
Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara nerkembang maupun negara maju berperan penting di dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun masyarakat agar mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. National Council for the Social Studies pada tahun 1982 (Merryfield, 1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk diajarkan di sekolah-sekolah, antara lain:
1. Sekarang ini kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi yang ditandai dengan fenomena hampir semua orang berinteraksi secara transnasional (tidak hanya terbatas dalam negaranya saja), multikultural (dalam berbagai macam budaya), dan cross-cultural (berinteraksi dengan budaya lain selain yang dimilikinya).
2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas pada negara/bangsa saja namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNCs (perusahaan-perusahaan multinasional), serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin aktif berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa lokal maupun global.
3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang ditandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh umat manusia.
4. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan ekologi pada masa kini dengan masa depan umat manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungannya fisiknya di masa yang akan datang.
5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat manusia ini menyebabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Makagiansar, bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan wawasan global warga negara Indonesia adalah harus mampu mengembangkan 4 hal, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan mengatasi masalah, mengakomodasi perkembangan IPTEK, dan mereorientasikan sikap, nilai, dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita harus dapat menyeleksi kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar negeri. Kita harus bisa memilah-milah kebudayaan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan adab negeri kita. Demikian pula sebagai seorang calon pendidik, kelak kita harus bisa menanamkan mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa kepada peserta didik kita nanti agar dampak negatif dari adanya globalisasi tidak merambah kepada generasi penerus bangsa. Dan hanya dampak positifnya saja yang mereka terima.
DAFTAR PUSTAKA
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas Terbuka.
0 Response to "PENTINGNYA WAWASAN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL"
Post a Comment
Saya persilakan menambahkan komentar untuk melengkapi postingan blog di atas.
Semoga bermanfaat & menginspirasi buat semua...