MEMPERSIAPKAN GENERASI TANGGAP TEKNOLOGI MELALUI PENERAPAN KURIKULUM 2013
MEMPERSIAPKAN
GENERASI TANGGAP TEKNOLOGI MELALUI
PENERAPAN KURIKULUM
2013
Tahun
2013 perubahan kurikulum kembali terjadi di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK.
Pihak pemerintah menyebutnya sebagai “pengembangan kurikulum”, bukan “perubahan
kurikulum” (Kurniasih dan Sani, 2014:32). Jadi kurikulum 2013 merupakan
rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) lalu diteruskan dengan kurikulum tahun 2006 (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan).
Orientasi
kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi
sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan
amanat UU Nomor 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam pasal 35, yaitu
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati (Majid, 20014:28).
Kemdikbud
menegaskan bahwa generasi yang kreatif dan berkarakter kuat adalah generasi
yang mampu bersaing di era persaingan global di masa depan (Husamah dan
Setyaningrum, 2013:4). Oleh karena itu, proses pendidikan harus dirancang untuk
mengasah rasa keingintahuan intelektual yang akan melahirkan kreativitas
peserta didik.
Melalui
kurikulum 2013, kelak diharapkan terbentuknya generasi yang mampu bersaing di
era persaingan global tersebut. Sebab pada persaingan global dapat dipastikan
zaman sudah semakin canggih, teknologi semakin maju, manusia akan menciptakan
alat-alat baru yang berteknologi mutakhir. Jika ingin mengikuti kemajuan zaman,
Indonesia harus menyiapkan generasi yang tanggap dan mengerti terhadap
teknologi terkini. Setidaknya dengan kurikulum yang telah dikembangkan ini,
putra-putri Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya. Lebih
bagus lagi apabila dapat bersaing dengan negara-negara maju.
Era
global mempunyai dampak positif dan negatif bagi manusia, khususnya para
generasi penerus bangsa. Dampak positif bagi mereka yaitu akan memudahkan dalam
beraktivitas. Teknologi masa kini yang paling dekat dengan mereka dan
memudahkan aktivitas diantaranya, handphone,
televisi, komputer/laptop, sepeda motor, dan mobil.
Akhir-akhir
ini sedang marak online shop (toko
online) di internet dan hal ini sangat digandrungi para remaja. Dengan membeli
dari sini, mereka cukup mentransfer sejumlah uang kepada penjual dan
memberitahukan alamat pembeli. Beberapa hari kemudian barang akan sampai tanpa
mereka harus bersusah payah keliling pasar dan melakukan proses tawar-menawar yang
panjang dengan para penjual. Selain itu, era global akan mendorong untuk
berpikir lebih maju sehingga tidak “gaptek” atau gagap teknologi. Apalagi saat
ini teknologi internet sudah berkembang cukup pesat. Bahkan anak usia Sekolah Dasar
sudah mengenal kehidupan sosial media di internet, misalnya facebook dan twitter. Dampak negatifnya, terkadang mereka bermain game online sampai lupa waktu belajar
dan mengabaikan tugas sekolahnya. Tidak bisa dibayangkan apabila orangtua
mereka juga apatis terhadap fenomena yang menyerang anak-anak ini dengan tidak
mengontrol waktu belajarnya di rumah.
Dampak
negatif yang lain yaitu, membuat anak-anak menirukan gaya hidup
kebarat-baratan. Padahal tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di
Indonesia. Misalnya, anak-anak jadi kurang menghormati orang tua, dalam hal ini
karena anak-anak adalah peniru yang paling ulung sehingga mereka cepat sekali
menirukan apa yang telah ditontonnya baik melalui acara televisi, film, maupun
internet. Mereka juga bisa terjerumus ke dalam kehidupan bebas, bahkan kadang
sampai melupakan kehidupan sosial yang sesungguhnya karena lebih asyik
bersosial media melalui dunia maya.
Meskipun begitu, ada cara menanggulangi/mengatasi dampak negatif globalisasi, salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Dampak negatif globalisasi merupakan sebuah realita yang mau tidak mau harus dihadapi apabila Bangsa Indonesia ingin tetap hidup sebagai bangsa yang berdaulat di dunia. Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan yang optimal. Melalui hal ini, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional. Fenomena ini sangat cocok dengan adanya kurikulum 2013 yang berorientasi terhadap peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).
Meskipun begitu, ada cara menanggulangi/mengatasi dampak negatif globalisasi, salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Dampak negatif globalisasi merupakan sebuah realita yang mau tidak mau harus dihadapi apabila Bangsa Indonesia ingin tetap hidup sebagai bangsa yang berdaulat di dunia. Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan yang optimal. Melalui hal ini, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional. Fenomena ini sangat cocok dengan adanya kurikulum 2013 yang berorientasi terhadap peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).
Dimulai
dari pendidikan di usia dini, pendidikan berkarakter yang mengedepankan kompetensi
sikap diharapkan mampu mengakar di dalam sanubari anak-anak Indonesia. Harapannya
kelak akan membentengi mereka dari pengaruh-pengaruh negarif di era global dan
menjadikan pribadi yang berakhlak mulia, terampil dan bijak terhadap teknologi,
serta berpengetahuan luas.
0 Response to "MEMPERSIAPKAN GENERASI TANGGAP TEKNOLOGI MELALUI PENERAPAN KURIKULUM 2013"
Post a Comment
Saya persilakan menambahkan komentar untuk melengkapi postingan blog di atas.
Semoga bermanfaat & menginspirasi buat semua...