MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENCETAK GENERASI YANG CERDAS DAN SANTUN DALAM BERTEKNOLOGI
MEMANFAATKAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENCETAK GENERASI YANG CERDAS DAN
SANTUN DALAM BERTEKNOLOGI
Indonesia telah dikenal
di mancanegara sebagai negara ketimuran yang kental dengan adat istiadat, tata
krama, dan sikap keramahtamahannya. Namun seiring perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), arus informasi yang masuk seakan tak
terbendung. Kebudayaan dan adat istiadat yang telah menjadi ciri khas dan jati
diri bangsa Indonesia sejak berabad-abad lamanya mulai ditinggalkan. Segala sesuatu
yang masuk dari luar negeri, dianggap sebagai hal modern pembawa kesuksesan yang
patut diteladani. Sedangkan hal-hal yang berbau ke-Indonesia-an, perlahan-lahan
tergeser dan dianggap sebagai sesuatu yang kuno.
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi Gelar Karya Seni Rupa SPIRIT (AC) TUAL Gresik, Karya Rackmad Basuki
|
Pola pikir semacam inilah
yang seharusnya tidak boleh menghinggapi masyarakat Indonesia. Jangan sampai
kemajuan dalam bidang TIK membawa dampak yang buruk untuk masa depan bangsa. Kita
harus pandai-pandai memilih dan memilah apapun yang kita dapat dari kecanggihan
teknologi masa kini. Selain itu, penanaman karakter cinta tanah air harus
diberikan kepada anak-anak agar mereka juga bisa membentengi diri dari pengaruh
buruk TIK yang mengintai setiap saat. Karena sudah seharusnya, kemajuan bidang
TIK yang sangat pesat dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan keburukannya
diantisipasi sedapat mungkin.
Perkembangan TIK yang
sedemikian cepat terkadang membuat orangtua gagal paham dan merasa tidak bisa
mengikuti perkembangannya. Salah satu kendala ini bisa berakibat fatal jika
dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan. Mengejar
ketertinggalan yang saya maksudkan di sini bukan berarti para orangtua harus
lebih pandai dalam mengoperasikan peralatan ber-TIK daripada anak-anak mereka. Akan
tetapi, bagaimana para orangtua bisa mengambil kendali penuh, mengarahkan, dan
mengawasi dengan sungguh-sungguh bagaimana anak-anak berinteraksi dengan TIK
itu sendiri.
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi Gelar Karya Seni Rupa SPIRIT (AC) TUAL Gresik, Karya Subeki
Jangankan anak-anak
yang masih labil, para remaja dan para orangtua yang kurang bisa mengontrol
diri ketika berhadapan dengan benda-benda yang ber-TIK pun juga sering
dijumpai. Sebagai contoh, banyak kasus seseorang yang mengutarakan kekesalannya
terhadap orang lain melalui media sosial. Karena kata-katanya yang tidak sopan,
bisa menuai kontroversi di kalangan tertentu. Peristiwa semacam ini dapat
menimbulkan masalah baru di atas sebuah masalah lama. Mungkin orang tersebut
berbuat demikian sebagai bentuk ungkapan kekesalannya yang tidak tersalurkan
dengan baik. Akan tetapi, apakah cara seperti ini merupakan cara yang cerdas
dan santun dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi? Itulah yang
patut dipikirkan ulang.
Pernah juga kita dengar
kabar beredarnya foto mesum si A dengan si B yang mirip publik figur Y dan Z. Atau
foto anak yang menjadi viral di media sosial, bukan karena prestasi mereka
namun karena tingkah laku mereka yang bisa dibilang tidak sesuai dengan tata
krama di Indonesia. Bahkan ada juga anak-anak yang berani mengunggah video
tidak senonoh bersama pasangannya yang belum sah. Beberapa kejadian yang saya
sebutkan ini merupakan beberapa contoh buruk perkembangan TIK yang tidak disertai
perkembangan benteng moral Sumber Daya Manusianya.
TIK di satu sisi bisa
membawa dampak positif, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif. Diperlukan
kebijakan sikap dan kontrol diri yang baik agar bisa mengendalikan dampak
negatif yang menyertai. Melihat fenomena ini, para orangtua sebagai pengendali
yang utama bagi diri anak harus bisa membentengi dan menciptakan kontrol diri
pada pribadi anak-anaknya dari dampak negatif tersebut. Sehingga diharapkan
kelak mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan santun dalam
memanfaatkan TIK.
Berikut ini beberapa
kiat yang bisa diterapkan para orangtua dalam mengendalikan anak berinteraksi
dengan TIK. Juga dalam rangka memanfaatkan TIK untuk hal-hal yang positif demi
kemajuan generasi penerus bangsa Indonesia.
1. Bagi
Anda yang melek teknologi, gunakan aplikasi parental
control dari smartphone Anda
untuk memantau aktivitas anak. Contohnya seperti aplikasi kids place, kuukla, secureteen, kids zone, parental control board,
norton family, kakatu, dan screen time. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi
seperti itu, orangtua bisa membatasi akses internet anak, telepon, dan SMS. Orangtua
juga bebas menentukan batasan waktu kapan si anak boleh menggunakan smartphone/gadget.
2. Rajin-rajinlah
berkomunikasi dengan anak, baik secara bertatap muka langsung ataupun melalui alat
komunikasi. Anak mana yang tidak senang diberi perhatian oleh orangtuanya. Jangan
sampai anak mencari perhatian dengan cara-cara yang tidak lazim kepada
lingkungannya karena orangtua yang kurang perhatian kepadanya. Sesibuk-sibuknya
Anda bekerja, luangkan waktu khusus untuk mereka. Siapa tahu itu akan menjadi
air hujan di tengah kekeringan, mendengar cerita konyol dari anak kadang juga
bisa mengobati penat saat pekerjaan menumpuk.
3. Jika
dirasa belum cukup umur, batasi interaksi anak dengan TIK. Selain kurang bagus
untuk kesehatan mata, hal ini bisa mengakibatkan perkembangan sosial yang
kurang baik di masa depan. Anak menjadi terlalu asyik dengan dunianya sendiri
dan alat di genggamannya tanpa mempedulikan orang di sekitarnya. Mengenai usia yang
tepat memberikan smartphone/gadget
kepada anak, terdapat berbagai pendapat menyebutkan secara berbeda-beda. Namun secara
umum, memasuki usia 7 tahun merupakan waktu yang tepat untuk memberikan smartphone/gadget kepada anak dan tentunya
masih dengan rambu-rambu tertentu dari orangtua.
4. Bagi
Anda yang memiliki anak menginjak usia remaja, masa pencarian jati diri,
setidaknya Anda juga harus menguasai sedikit tentang media sosial yang
digunakan anak Anda. Belajarlah bermedia sosial, selain untuk mengontrol
anak-anak berseluncur di dunia maya, Anda juga tidak rugi karena sudah mengikuti
perkembangan TIK. Bukankah sudah banyak contoh kasus kriminal bermula dari remaja
yang berkenalan di media sosial? Maka dari itu, belajar untuk mewaspadai tindak
kejahatan terhadap anak di media sosial ini juga penting. Karena itu juga
bagian dari menjaga anak-anak dari hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Buatlah
jadwal harian di smartphone/gadget Anda
sekedar untuk pengingat jadwal harian anak. Tujuannya agar anak-anak bisa
membagi waktunya untuk kegiatan sehari-hari maupun berinteraksi dengan TIK ini.
Jangan sampai mereka terlalu asyik bermain game
di smartphone/gadget sehingga melupakan
waktu untuk kegiatan lainnya.
6. Arahkan
anak agar mengakses internet untuk hal-hal yang positif. Ini bisa disesuaikan
dengan bakat dan minat mereka. Jika memungkinkan, dampingi saat mereka baru
belajar dan didik mereka agar lebih bijaksana dalam berTIK.
Demikian kiat-kiat yang
bisa saya berikan kepada para orangtua untuk memanfaatkan kecanggihan TIK dalam
mengendalikan anak saat berinteraksi dengan TIK. Selamat mencoba dan semoga
bermanfaat.
0 Response to "MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENCETAK GENERASI YANG CERDAS DAN SANTUN DALAM BERTEKNOLOGI"
Post a Comment
Saya persilakan menambahkan komentar untuk melengkapi postingan blog di atas.
Semoga bermanfaat & menginspirasi buat semua...