Inspirasi Tabungan Pilihan Insan Kekinian
Perhatian!
Penulis bukanlah seorang cendekiawan di bidang keuangan sekelas Menkeu kita sekarang,
Ibu Sri Mulyani,
oleh karenanya maka:
Tulisan ini hanya untuk kalangan kelas perekonomian menengah ke bawah
serta para insan pembelajar manajemen keuangan untuk diri sendiri dan keluarga.
Bukan untuk kalangan kelas perekonomian papan atas,
atau yang merasa harta nggak akan habis dipakai
tujuh turunan, delapan tanjakan, sembilan tikungan.
Juga bukan bacaan para ekonom profesional,
pemuja keberuntungan, dan para sosialita.
Mengerti ya? Jadi yang merasa tidak sesuai kriteria, dimohon skip saja dari pada kecewa.
Kalau sudah, kita mulai kuliahnya...
Pada kesempatan kali ini saya akan mengabadikan pengalaman tentang cara mengatur keuangan supaya apa yang diinginkan bisa tergapai. Ini bisa dimulai dari nol alias masa kanak-kanak. Karena anak-anak pun saya rasa harus bisa mengatur keuangannya sendiri supaya menjadi sebuah kebiasaan baik di masa dewasa kelak. Cara ini bisa dipraktikkan para guru dan orangtua di rumah.
Pada masa usia lima tahun, kita bisa mulai mengenalkan istilah “menabung, tabungan, celengan, dan uang” kepada anak. Supaya tidak terjadi lagi kejadian yang akan membuat para mommy ingin menangis gulung-gulung tapi juga berteriak hore karena kreativitas si kecil yang melampaui batas.
Adakah yang senasib sepenanggungan sama saya? Si kecil yang masih polos dan imut-imut belajar menggunting, menyobek, dan melukis di sebuah media yang bernama uang. Nggak tanggung-tanggung, dia memilih lembaran uang yang membuat semangat mommy menyala-nyala. Ya, yang berwarna merah menyala itu tuh. Begitu saya mengetahui kejadian ini, rasanya semangat itu langsung padam seketika.
Jangan ada yang nyeletuk,”Kok bisa sih? Nggak diawasi ya? Ibunya kemana aja? Anak kecil kok dibiarkan bermain benda tajam?” Kejadian ini sudah cukup membuat saya merasa patah hati. Jangan ditambah lagi menorehkan pertanyaan yang membuat saya semakin hancur!
Kan yang namanya manusia pasti ada lalainya, ditinggal istirahat siang sebentar, kesliut, tau-tau mamahnya sudah berada di alam bawah sadar, si kecil masih tegar dan segar bugar.
Makanya, belajar dari pengalaman ini, penting bagi kita mengenalkan apa itu uang dan benda berharga lainnya kepada anak. Kalau sudah masuk usia sekolah, mulai deh kasih dia celengan untuk tabungannya sendiri.
Ajari anak menabung setiap hari, ajak ke bank, juga ATM. Supaya dia nggak hanya tahu uang konvensional tapi juga tahu bagaimana bentuk uang elektronik (e-money). Serta dia juga akan mengerti bagaimana proses e-money ini berputar.
By the way, pada zaman saya SD dulu belum ada tabungan khusus untuk anak-anak di bank. Jadi waktu itu saya belum mempunyai rekening pribadi. Adanya celengan anak-anak yang terbuat dari gerabah dan plastik. Senang sekali rasanya kalau sudah dibilang ”waktunya pecahin celengan”. Itu tandanya, saya bisa membeli sesuatu yang sudah lama saya idam-idamkan.
Beda sama zaman sekarang yang sudah mulai gencar digalakkan smart money wave (Gerakan Nasional Non Tunai). Bahkan kids zaman now, para siswa SD pun, sudah bisa memegang buku rekeningnya sendiri.
Oh iya, proses perkenalan dengan tabungan tentu harus didasarkan pada niat dan disertai oleh tekad yang kuat. Untuk apa? Supaya nggak macet di tengah jalan.
Kalau sudah paham arti penting dari tabungan, lama kelamaan dia akan merasakan manfaat dari menabung. Dampaknya, akan menjadi kebiasaan yang mencandu hari-harinya. Secara otomatis, dia pasti bisa mengelola keuangannya sejak dini.
Sumber: Instagram @LPS_Idic |
Terbukti kebiasaan menabung ini bisa berlanjut mulai dari kecil sampai saya sudah punya duo krucil. Kebiasaan menabung ini pun mengalami perkembangan dari waktu-ke waktu.
Namanya manusia kalau stagnan, diam di tempat, nggak mengikuti perkembangan, pasti bakal tertinggal. Buktikan! Apalagi ngomongin masalah tabungan. Manusia harus lebih dinamis, berpola pikir kekinian, tapi tetap bijak menghadapi perkembangan zaman. Karena tabungan pasti berhubungan langsung dengan yang namanya menyimpan dan memperbanyak harta. Biasanya sih bakal berimbas ke kehidupan sosial juga rekanan.
Next...
Sebagai manusia, kita pasti memiliki rencana kebutuhan jangka pendek
dan kebutuhan jangka panjang. Nah, rencana-rencana ini akan mempengaruhi pola menabung dan arahnya ke depan.
Contoh Tabungan Jangka Panjang: Tabungan Haji |
Berawal dari Niat, Terwujud dalam Tabungan Haji BRI Syariah iB
Kedua jenis rencana kebutuhan hidup ini akan lebih terasa matang dan terorganisir dengan baik apabila kita memiliki tabungan untuk pembiayaannya. Terus, akan lebih bagus lagi kalau tabungannya dipisahkan, duhai pembaca yang budiman...Begitu ada pemasukan, langsung dipisah-pisah uangnya. Sekian persen untuk kebutuhan pokok, sekian lagi untuk pendidikan anak, sekian untuk dana sosial, sekian untuk tabungan darurat, dan sekian untuk tabungan serta investasi. Supaya nggak keburu ludes uangnya... Biarpun ada kekurangan, biar ngambil secukupnya saja dari tabungan.Kalau zaman dulu, biasanya duit ratusan lembar itu akan dimasukkan ke dalam amplop-amplop terpisah atau dompet di laci lemari. Bisa juga disimpan di kolong kasur, sampai kena tungau dan yang punya kadang mengingau. Lama-lama uangnya ludes karena alasan tersebut.
Pernah mendengar kabar juga kan kalau ada rumah terbakar, duitnya ikut masuk ke dalam lalapan. Ini bukan lalapan ayam atau lele yang rasanya endes, tapi lalapan api yang membakar uang. Nangisnya bukan karena pedes tapi karena uang ludes. Sakitnya tuh di sini, di dalam hati!
Kalau zaman now, sudah zamannya e-money yang beraksi. Lebih aman dan terjamin karena uang nggak disimpan di rumah, tetapi disimpan di rekening bank. Kenapa lebih aman? Karena ada lembaga penjaminnya, yaitu LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan adanya lembaga ini, menabung jadi terasa lebih tenang dan aman.Eits, tunggu dulu... Seaman-amannya tabungan kita di rekening bank, tetap akan ludes kalau sedikit-sedikit kita belanjakan. Maksud saya di sini belanjanya via online atau market yang menyediakan layanan bayar pakai kartu gesek itu tuh, bukan di pasar konvensional. Apalagi kalau rekeningnya sudah disupport internet banking dan sms banking. Makin cepet aja tuh hilangnya duit.
Nah, untuk antisipasi hal ini, intinya sama ya... Pisahkan tabungan. Buatlah rekening baru yang mendukung rencana untuk kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang kita. Terus, salah satu saja yang dihubungkan dengan internet banking.
Lalu, apa cukup antisipasi utuhnya tabungan dengan memisahkan tabungan saja? Tentu tidak. Bagi saya, ini hanya tahap awal dari proses menabung. Untuk selanjutnya setelah uang tabungan dirasa mencukupi, berkenalanlah dengan yang namanya: Investasi.
Karena menabung saja tidak cukup, butuh pengembangan modal sebagai passive income hari-hari kita kelak. Selain itu, investasi juga bermanfaat sebagai jalan pintas untuk memperbanyak jumlah tabungan.Saya katakan menabung saja tidak cukup, karena jatah bulanan saya dari suami itu hanya dua juta. Sedangkan saya juga tidak lagi bekerja. Apalagi kami menetap di kota Gresik, dimana harga sepotong kecil tempe goreng sudah seribu rupiah. Kalau di desa masih bisa dapat 2 potong tuh.
Walaupun tidak begitu besar, saya tetap mengusahakan untuk menabung. Biarpun ibaratnya sebulan hanya dapat seribu atau dua ribu di tiap pos tabungan. Pokoknya ajeg, sedikit demi sedikit, lama-lama juga bisa terkumpul senilai gaji utuh selama sebulan, dan bagi kami uang tabungan sebesar dua juta itu sudah lumayan besar loh. Karena mengumpulkannya pun dengan susah payah dari jerih payah keringat suami tercinta. Itupun baru terkumpul di tahun kedua pernikahan kami.
Nah, dari tabungan inilah nantinya bisa dikembangkan
Ada loh yang pernah bilang,”Lah, investasi?! Mau menabung aja susahnya setengah hidup setengah mati kok mau ditambah investasi? Investasi itu kan cuma buat orang kaya?”Okelah, diaamiini saja kalau ada yang bilang para investor itu orang-orang kaya. Mereka mungkin masih hidup di alam mimpi. Nyatanya nggak semua investor itu orang kaya. Mereka adalah orang-orang yang berani mengambil risiko, menyukai tantangan, dan cermat dalam hal mengelola keuangan.
Alur menabung |
Banyak... Zaman kan sudah modern, tentu semakin memudahkan kita dalam mengelola keuangan. Termasuk dalam hal tabungan dan investasi ini. Kita tinggal memilih investasi di sektor riil atau nonriil. Tentunya dengan mempertimbangkan konsekuensi untung rugi yang akan didapat.
Mau tau ragam peningkatan tabungan melalui investasi apa saja yang pernah saya coba?
Pertama, investasi tabungan dalam sektor riil berbasis sosial kemasyarakatan. Contohnya di UMKM Songkok Lukis Nusantara, ini merupakan usaha yang didirikan oleh suami. Tujuannya selain untuk mengembangkan tabungan yang tersedia, juga untuk menciptakan lapangan kerja baru. Disediakan bagi mereka yang mempunyai skill mumpuni di bidang pembuatan songkok lukis namun terbatas dalam hal permodalan dan relasi pemasaran.Tidak ada jaminan yang pasti untuk tabungan jenis ini. Hanya karena cinta keluarga, cinta sesama, dan cinta terencana yang melandasi keberlangsungannya. Ehm...Berat ya tantangannya? Iya, makanya biar kami saja, kalian tidak akan kuat. Sebenarnya begini... Namanya juga pasangan suami istri. Tentu harus saling mendukung dan bekerja sama dalam kebaikan donk. Demikian pula dengan keberadaan Songkok Lukis Nusantara ini. Saya pun berharap ke depannya akan semakin mampu bersaing dengan produk merk lain. Sehingga bisa mengembangkan tabungan, juga bermanfaat bagi sekitar.
Kedua, investasi tabungan dalam sektor riil secara konvensional di peternakan sapi lemosin NaDi Santoso. Karena sistemnya yang masih konvensional, banyak calon investor yang bertanya,
”Bagaimana kalau sapi sakit lalu mati? Apa jaminannya? Amanah apa nggak pengelolanya?” Dan berbagai pertanyaan lain yang menyatakan keraguan.
Well, saya tegaskan. Puji syukur ke hadirat Tuhan bahwa selama ini sapinya sehat semua karena dirawat dengan sangat baik oleh perawatnya. Kami tidak mau berandai-andai akan kegagalan, tapi bukan berarti semua tanpa persiapan. Jelas sudah ada peraturan yang berlaku di sini. Aturan akan hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.
Jaminannya? Hanya ada jaminan kepercayaan antara pihak pengelola, penanggung jawab, dan investor. Karena investasi ini dibangun berlandaskan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesama saudara, dan teman. Yap, penanggung jawabnya adalah teman saya sendiri semasa SMA. Jadi ibaratnya ini bisnis untuk saling membantu dan menguatkan finansial sesama teman.
Kalau ditanya tentang amanah, saya kira sejauh ini amanah ya. Hanya likuiditasnya yang susah dan bikin deg-degan. Proses pengembalian uangnya bisa molor dari perkiraan waktu yang telah ditentukan. Kadang sampai seminggu bahkan dua bulan kemudian baru clear. Banyak faktor yang mempengaruhi di baliknya sih.
Berbagi Cerita: Pengalaman Investasi Emas
Keempat, investasi non riil berupa reksadana, yaitu tabungan deposito di bank. Nah, yang terakhir ini adalah jenis tabungan yang paling mumpuni dalam hal jamin menjamin. Kok bisa? Iya, karena didukung penuh oleh keberadaan LPS tadi. Yah, lembaga yang satu ini memang didirikan khusus untuk mensuport keberadaan bank di seluruh Indonesia. Seperti yang tercantum dalam UU berikut (atau bisa dibuka di http://lps.go.id/uu_perpu):Kalau untuk peraturannya, bisa langsung ditanyakan di bank penyelenggara masing-masing. Karena peraturan di setiap bank akan berbeda satu sama lain. Jadi, ditimbang-timbang dulu lah sebelum memutuskan mana yang lebih berat dan mana yang lebih ringan.
Setelah deposito, saya masih ingin incip-incip menjadi investor reksadana dengan cara menabung saham. Tapi yang satu ini masih rencana ya, jadi belum terlaksana. Sampai saat ini saya masih dalam tahap mempelajari sistemnya. Semoga tabungan untuk membeli saham bisa segera terkumpul. Sehingga kelak saya bisa berbagi pengalamannya. Syukur deh kalau bisa berbagi hasil menabung saham. Aamiin...
Selanjutnya...
Bagaimana hasil dari keempat pengembangan tabungan yang sudah dipaparkan tadi?
Jelas pengembangan tabungan di investasi sektor riil menghasilkan lebih banyak dan lebih cepat daripada di sektor non riil. Contohnya seperti di UMKM Songkok Lukis Nusantara. Pendapatan bersih per tahun bisa mencapai sepuluh kali lipat dari modal tabungan yang ada. Bahkan bisa lebih jika benar-benar diiringi ilmu yang mumpuni dan potensi usaha yang memadai.Bayangkan saja, dari tabungan dua juta rupiah bisa berkembang menjadi senilai 40 juta dalam kurun waktu setahun lebih. Siapa yang menyangka?! Kurang sepuluh juta lagi tuh, goals untuk mendapatkan porsi haji di tahun ini sudah bisa tercapai. Semangat menabung!Kalau di peternakan, kita bergantung pada hewan ternaknya. Jika hewannya sehat, besar, maka keuntungan yang didapatkan juga semakin besar. Rata-rata laba bersih per tahunnya sekitar 3 sampai 4 juta, bisa kurang bisa juga lebih. Itu dari bibit sapi seharga kisaran 20 jutaan. Lumayan lah untuk tambahan tabungan dana sosial.
Sesuai dengan konsekuensi juga sebenarnya, sektor riil lebih menantang, tidak ada jaminan pasti, butuh pengelolaan lebih intens, danSedangkan tabungan di sektor nonriil lebih santai. Santai pendapatannya, santai pula karena ada penjaminnya. Kita nggak perlu ngapa-ngapain sudah dapat duit. Ibaratnya orang tidur dapat duit ya ini nih. Tanpa perlu bekerja, memikirkan jatah orang lain, menimbang untung rugi, juga tanpa muter-muter kesana kemari, tiba-tiba sudah digaji. Bikin pikiran adem ayem dan tentram di hati.bukan bentuk tabungan “diam di tempat”.Rotasi keuangan di dalamnya bergerak melebihi kecepatan cahaya. Kalau tidak bisa mengimbangi, bakal kesambar petirnya. Dhuaarrr... Hangus deh.
Tabungan jenis ini lumayan juga kalau dipakai antisipasi membeli kendaraan baru atau membeli rumah di kemudian hari. Senang donk kalau kita bisa membeli kendaraan dan rumah cash dari hasil menabung? Aamiin...
Selama ini, seluruh perputaran uang tabungan sebisa mungkin kami antisipasi menggunakan e-money dan transfer melalui bank yang sudah dijamin LPS. Sebab pernah ada kejadian di tahun 2000an. Paman saya menjual sawah seharga 80 juta. Pembayaran dilakukan secara cash. Ternyata disisipi uang palsu sebesar 400 ribu rupiah. Untungnya masih bisa terlacak. Itulah salah satu bentuk tuyul milenial dan kekinian, bentuknya nggak lagi berupa setan.
Dari keempat jenis pengembangan uang tabungan yang sudah saya jelaskan di atas, sudah bisa dilihat, diraba, dan diterawang kan jenis mana yang paling cocok diterapkan untuk para pembaca sekalian? Keputusan untuk masing-masing orang tentu berbeda, tergantung kemampuan dan kebutuhan masing-masing.
Sebagai penutup, setelah terkumpul uang di tabungan, jangan lupakan bentuk tabungan yang kekal: berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial sehingga membutuhkan dana sosial. Saling menolong sesama manusia, akan membuat kita juga tertolong di masa kesulitan. Ibaratnya apa yang kita tanam, kelak itulah yang akan kita petik.
Kayaknya investasi ini hal yang menarik ya bun, aku juga ingin berinvestasi sejak muda biar bisa menikmati tua dengan bahagia
ReplyDeleteIya Bund, setelah menabung kalo bisa naik tingkat ke investasi lah.. Biar cepet muternya uang. Sekarang kan zaman uda canggih, banyak banget pilihan yg memudahkan kita buat investasi.
DeleteAnakku juga sudah mulai aku ajarin nabung mbak. Masih agak Kecil sih anakku, cuma aku ada sharing sama psikolog anak boleh aja. Asal anak diajak komunikasi. Dan setelah usia nya cukup baru deh aku mau buka tabungan anak. Makasih sharingnya mbak
ReplyDeleteYup, bagus ini Mbak... Mulai dari menabung uang yang kecil2 dulu jg bisa. Ntar lama-lama dikenalin lagi ke pecahan yang lebih besar.
DeleteSaya pun sudah mengenalkan anak saya, Erysha menabung dari sejak dini. Dari usia 2 tahun kurang. Allhamdulillah di usia segitu, erysha udah bjsa beli 3 baju dari uang tabungannya sendiri. Emaknya pun bahagia hihihu
ReplyDeletealhamdulillah ya Mom, seneng kalo lihat anak bisa hemat. Itung2 bantuin orangtua mengatur keuangan xixixi...
DeleteMakasih pencerahan nya ya mba...aku mmg aku sedang memulai ngajarin anak menabung...soalnya anak ku yg no 2 boros banget
ReplyDeleteSemangat mom... Pasti bisa ngajarin anaknya. Biar ntar borosnya nggak berlanjut kalo uda dewasa.
DeleteGerakan menabung bagus banget dilakukan sejak kecil yah ternyata. Dan pasti imbas baiknya ketika dewasa nanti dan untuk orangtuanya. Yuk, kita menabung 👍
ReplyDeleteAyo menabung! Semangat mom! Biar anak2 kalo uda gede juga rajin nabung, gak boros, & bisa mengatur keuangan. Dampaknya juga ke mereka sendiri ntar yg ngerasain.
Deleteanakku juga waktu usia 4 tahun senang bgt ngeguntingin apa aja bahkan bajunya diguntingin, jgn tanya balik ya emaknya kemana aja hihi..
ReplyDeleteAku suka ulasannya, dipaparkan semua fungsi positifnya. Aku sendiri malah belum investasi apapun selain tabungan berencana (beda apa sama ya), ya ampun haha... Bukanya malas tapi minim pengetahuan ttg ini.. next mau coba dulu tuh yang emas. Tks sharingnya
Waduh, kalo baju yg diguntingin ntar gedhenya jd desainer ternama mom wkwkwk... Sabar2 aja deh buat yg lg ngadepin anak kreatif macam gini.
DeleteIya, bisa dicoba mom investasi emasnya. Di Bank juga uda mulai tersedia kok buat beli2 emas batangan.
Kedua anakku aku ajarin menabung di celengan sejak mereka umur 6 bulan bun...ada yg bilang apa gak terlalu kekecilan mengajarkan menabung?? tapi pengalaman aku nih justru di saat mereka kecil begitu paling gampang diajarin kebiasaan yg baik seperti menabung. Anak-anakku pun jadi tau kalo uang itu sebaiknya untuk ditabung dan mereka jadi ga kenal jajan,...sekarang mereka punya tabungan sendiri di Bank setelah celengan2 mereka penuh dan ga ada tenpat untuk menyimpan celengan.
ReplyDeleteBagus Bunda, semangat mengajari anak menabung! Senang ya uda punya rekening pribadi... Rencananya kalo uda SD, anak sy juga mau aq ajak bikin rekening pribadi di bank.
DeleteAlhamdulillah udah belajar nabung sejak sd.. dan memang benar sih menabung itu manfaatnya gede banget.. yukk semangat menabung :D
ReplyDeleteIya nih, banyak banget keuntungan yg bisa kita peroleh dr hasil menabung. Saya juga dr kecil uda dibiasain menabung uang saku. Imbasnya smp sekarang loh... Jd kebiasaan yg melekat
DeleteMemisahkan tabungan? Oke noted, harus dicoba ini biar tidak boros lagi. Thanks Mbak tipsnya
ReplyDeleteSemangat menabung :D
Yup, sama2 Mbak. Semangat menabung! Bisa dicoba pisahkan uang tabungannya biar nggak kepake kesana kemari
DeleteGalfok nih sama si dedek yg nabung 500 perak. Tetap semangat menabung krn sedikit demi sedikit lama2 jadi bukit. Mengajarkan menabung emang baiknya dari kecil sih mbak agar dewasanya mau menabung tanpa disuruh2
ReplyDeleteWkwkwk... Iya nih, gpp lah menabungnya uang koin dulu. Ntar kalo uda masuk sekokah baru deh dikasih yg uang kertas & e-money
DeleteAku termasuk yg mendukung program tabungan emas :D terbukti aman dan menguntungkan dibanding sakit hati nilai rupiah tergerus inflasi terus.
ReplyDeleteSip dah, emang menabung dg cara membeli emas ini paling aman dr inflasi Mom. Likuiditasnya juga sangat mudah... Sy juga uda membuktikan sendiri.
DeleteSekarang kayaknya memang harus melek investasi juga ya kita. Karena kalau cuma tabungan hasilnya nggak seberapa. Aku sendiri investasinya berupa emas dan tanah nyicil-nyicil. Pengen juga investasi dalam bentuk usaha atau reksadana tapi belum ada bayangan kapan mau direalisasikan
ReplyDeleteIya nih, tabungan berupa investasi busa berperan sbg passive income bagi kita. Selain itu jg bikin tabungan kita utuh 😊
DeleteBetul. Biasakan menabung sejak kecil. Seprti nanam bibit pohon
ReplyDeleteMakin tumbuh, makin berbuah sehingga kita bisa merasakan manfaat buahnya mom.
DeleteKyknya ada mbak tabungan anak2 dulu, soalnya saat kecil SD gtu saya udah punya tabungan khusus kids di salah satu bank swasta utk transfer beasiswa dr kantor bapak hehe. Mungkin krn msh dikit kali ya.
ReplyDeleteKalau zaman skrng bnyk banget pilihan tabungan buat anak. Jd keinget buat bikin tabungan anak jg. Tentu aja pilih yg dijamin LPS. TfS��
Hmmm... Ada ya Mb? Mungkin aq aja yg waktu itu belum kenal. Soalnya tinggal di desa sih, jd gak begitu paham kalo uda ada tabungan di bank untuk anak2.
Deletesaya suka menabung di bank dan emas
ReplyDeleteklu yang di bank ambil yang tabungan rencana atau pensiun
klu tabungan biasa paling untuk transaksi atau menyimpan sementara
Sip ini mom, yg penting pisah2 tabungannya biar gak keambil utk kebutuhan yg lain2. Rencana jg harus matang, biar nabungnya jg lancar.
DeleteWah jadi tercerahkan sekali ini tentang investasi, aku sih memang memisahkan untuk segala kebutuhan dirumah, pendidikan, jalan-jalan dan lainnya. Setelah baca ini semakin jadi ada tambahan deh.
ReplyDeleteIya mom, setelah dipisahkan, kita rupakan tabungan dalam bentuk investasi supaya ada kemajuan atau bisa disebut passive income. Seneng kan kalo qt gak ngapa2in terus tabungan uda nambah sendiri wkwkwk
DeleteAku juga sekarang udah mulai ikut investasi, anggap aja bekal tabungan masa depan... Kali aja nantik makin bertambah...
ReplyDeleteSemangat Mbak... Kalo uda bisa investasi itu seperti naik tingkat dr yg masih bisa menabung saja. Sesudah terkumpul uang tabungannya, lanjut terus ke level berikutnya, yaitu investasi.
Delete4 bulan ini aku maksa diri untuk bikin tabungan rencana, Mbak. Langsung dipotong dari tabungan utama. Itu diambil ntar pas 5 tahun, alhamdulillah, dan bismillah. Awalnya berat tapi insya Allah untuk tabungan pendidikan anak2 pasti bisa.
ReplyDeleteIya Mbak, semangat menabung! Memang tabungan pendidikan harus direncanakan sedini mungkin biar ntar kalo anak2 uda dewasa, kita gak bingung cari biaya lagi...
DeleteAku baru sampai di level pengen nabung dulu mba. Susah banget ajegnya huhu. Emang harus punya goals yang jelas dulu uang yang ditabung mau diapain, biar semangat buat membobol tabungan bisa diminimalisir.
ReplyDeleteIya nih Mbak. Nemang menabung harus punya tujuan supaya kita juga makin semangat menabungnya. Ayo Mbak, pasti bisa!
DeleteJadi inget pas masih kecil sering nabung di celengan ayam tapi seminggu kemudian dibongkar lagi. Hehehe... Btw semoga saya ketularan jadi entrepreneur amin
ReplyDeleteGak apa lah, yg penting kan konsep menabung uda tertanam sejak kecil. Buktinya uda bs umroh jg pake tabungan ya? 😊
DeleteAamiin... Sama2 ketularan baiknya.
Sangat bermanfaat sekali ya sist, jadi tertarik untuk menabung di bank dan berinvestasi. 😁
ReplyDeleteKumpulin dulu tabungannya, bisa mulai dg beli emas batangan 1 gr aja. Ntar kalo uda lumayan banyak bisa dikembangkan ke bentuk investasi lainnya.
DeleteSangat bermanfaat sekali ya sist, tabungan waktu kecil memang sangat bermanfaat dan berkesan. Apalagi kalau waktu lebaran. Bisa penuh tuh celengan. Wkwk. Tapi semenjak beranjak usia kuliah kok jadi sulit ya untuk menjaga tabungan dan menambah tabungan. Karena banyak sekali barang² yang mulai diinginkan seperti kosmetik, kuota, hang out, dll. Bagi tips dong sist 😍
ReplyDeleteYa intinya jangan beli yg diinginkan, tp beli yg diperluka aja. Terus, nabungnya kidu ajeg, teratur tiap hari atau tiap bulan, biarpun itu cuma sedikit.
Deleterasanya setelah baca ini, saya pengen toss sama mbak, haha, tabungan dan investasi yg kita jalankan hampir sama.
ReplyDeletesaya udah 4 tahun bekerja, sejak tahun pertama saya langsung investasi ke tanah, lalu belajar investasi sektor nom riil, seperti saham, reksadana, asuransi unitlink dan emas.
kalau yg riil saya buka warnet mbak, alhamdulillah banyak kendala tapi banyak belajar juga.
kalau skrng saya fokus ke passive income dj p2p lending syariah. setengah dari gaji, saya alihkan ke p2p syariah sampai akhir tahun ini.
Iya, saya uda BW postingan blognya Mas td. Hampir sama caranya. Emang ini cara paling mujarab buat mengelola keuangan ya... Lanjut terus, semangat menabung & berinvestasi!
DeleteJadi pengen yang tabungan haji deh mom, buat masa depan selagi masih bisa kerja jadi bisa nabung
ReplyDeleteSemangat mom, nabung sedikit2 yg penting ada niatan & tekad yg kuat, lingkungan jg harus mensuport biar kita gak lalai. Ntar gampang deh kalo ada kekurangan, biasanya Allah bakal kasih rejeki dr arah yg gak disangka2.
Delete