Menjadi Bintang di Era Digital Melalui Pendidikan Nonformal
Berbicara mengenai pendidikan di luar sekolah, bisa jadi dikesampingkan oleh sebagian orang. Karena pendidikan di luar sekolah tidak bisa disamakan dengan pendidikan di sekolah-sekolah umum (formal). Dimana pendidikan formal memang sudah jelas kurikulumnya, jenjang pendidikannya, struktur organisasinya, biayanya, dan tanda kelulusan berupa selembar pernyataan hitam di atas putih.
Pendidikan di luar sekolah lebih luas cakupannya, karena mencakup pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Kalau pendidikan nonformal masih dibatasi jenjang dan usia tertentu di lembaganya. Lain lagi dengan pendidikan informal dalam keluarga yang bisa dilakukan sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan prinsip "long live education".
Di era digital, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, rasa-rasanya tidak cukup hanya dengan mengenyam pendidikan dasar di sekolah formal. Apalagi posisi Indonesia sebagai negara berkembang, mengharuskan kita sebagai warganya harus berupaya menjangkau kemajuan-kemajuan IPTEK yang terjadi jika tidak ingin tertinggal. Dengan penguasaan IPTEK, sedikit banyak pasti akan membantu dalam hal mempercepat kemajuan negara kita.
Kita sebagai orangtua saja masih harus terus belajar, menggali segala ilmu pengetahuan dan teknologi baru yang terus berkembang di lingkungan sekitar. Apalagi generasi milenial, anak-anak generasi Z, dan generasi Alfa. Mereka yang masih fresh seharusnya bisa kita andalkan untuk belajar lebih dalam mengenai IPTEK daripada kita para orangtuanya.
Lalu bagaimana caranya agar generasi penerus kita bisa menjadi bintang di eranya kelak? Caranya tidak hanya melalui pendidikan formal saja, tetapi juga melalui pendidikan di luar itu. Ada tips-tips yang bisa kita coba bersama-sama untuk membekali anak-anak. Agar mereka bisa menjadi generasi emas yang membanggakan orangtua, bangsa, dan negara. Simak ulasan berikut!
1. Berikan contoh sikap kepada anak
Bagaimanapun bagusnya pendidikan anak, tetap saja orangtua sebagai pendidik pertama dan paling utama bagi anak. Makanya, penting untuk menjaga sikap kepada anak agar orangtua bisa memberikan contoh yang baik di hadapan anak-anaknya. Karena tak jarang terjadi fenomena dimana orangtua sibuk bekerja dan menyerahkan 100% pendidikan anak-anak ke lembaga-lembaga pendidikan atau guru les privatnya. Kejadian seperti ini bisa memberikan dampak juga kepada anak-anak. Karena bisa jadi mereka kurang mendapatkan perhatian secara langsung dari orangtuanya.
Padahal orangtua lah yang menjadi figur panutan utama bagi anak-anak. Segala tindak tanduk orangtua bisa jadi cerminan sikap anak kelak. Bisa jadi, anak akan mencontoh kebiasaan dan sikap orangtuanya di rumah tanpa filter sedikitpun. Terutama di masa kanak-kanak, dimana mereka masih belum bisa membedakan sikap yang baik atau buruk.
Padahal orangtua lah yang menjadi figur panutan utama bagi anak-anak. Segala tindak tanduk orangtua bisa jadi cerminan sikap anak kelak. Bisa jadi, anak akan mencontoh kebiasaan dan sikap orangtuanya di rumah tanpa filter sedikitpun. Terutama di masa kanak-kanak, dimana mereka masih belum bisa membedakan sikap yang baik atau buruk.
2. Kuatkan Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)
Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang. Mengapa demikian? Karena keduanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang berpedoman teguh pada Pancasila sebagai dasar negara. Dimana kedua aspek ini secara langsung juga bersinggungan dengan apa yang menjadi dasar negara kita. Jadi sudah pasti harus dipupuk sedini mungkin.
Pada intinya, kecerdasan yang hanya mengandalkan IQ tidak akan cukup dan akan menjadi sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun lingkungan apabila tidak dilandasi dengan EQ dan SQ. Oleh karenanya, sangat penting menguatkan EQ dan SQ terlebih dahulu sebelum menguatkan IQ seseorang. Memperkuat EQ dan SQ juga diharapkan akan menjadi tameng bagi anak-anak di masa mendatang. Karena kita juga tidak bisa memprediksi bagaimana arah dan cepatnya laju perkembangan IPTEK ke depannya.
Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang. Mengapa demikian? Karena keduanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang berpedoman teguh pada Pancasila sebagai dasar negara. Dimana kedua aspek ini secara langsung juga bersinggungan dengan apa yang menjadi dasar negara kita. Jadi sudah pasti harus dipupuk sedini mungkin.
Pada intinya, kecerdasan yang hanya mengandalkan IQ tidak akan cukup dan akan menjadi sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun lingkungan apabila tidak dilandasi dengan EQ dan SQ. Oleh karenanya, sangat penting menguatkan EQ dan SQ terlebih dahulu sebelum menguatkan IQ seseorang. Memperkuat EQ dan SQ juga diharapkan akan menjadi tameng bagi anak-anak di masa mendatang. Karena kita juga tidak bisa memprediksi bagaimana arah dan cepatnya laju perkembangan IPTEK ke depannya.
3. Gali dan kembangkan potensinya
Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demikian pula dengan potensi yang dimiliki setiap anak, tidak akan sama antara anak satu dengan anak lainnya. Menggali apa yang menjadi potensi anak sejak dini, dipercaya bisa melejitkan dia di masa mendatang. Hal ini bisa dilakukan para orang tua di rumah. Perhatikan anak-anak Anda dan kenali potensi masing-masing agar Anda sebagai orangtua, bisa membantuya mengembangkan apa yang menjadi bakatnya sejak dini.
5. Perluas pengetahuan tentang teknologi terkini
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus mengalami perkembangan yang pesat setiap saat. Didiklah anak-anak agar mereka juga mengenali teknologi terkini. Hal ini juga dipersiapkan sebagai bentuk antisipasi terhadap perkembangan IPTEK di masa mendatang. Apalagi di era revolusi industri 4.0, di era digital, seperti sekarang ini. Dimana segalanya seakan-akan bisa dijangkau hanya dari genggaman tangan.
Jangan sampai orangtua terlalu mengekang anak menjelajah dinua digital sampai mengakibatkan anak buta sama sekali akan teknologi. Merupakan tindakan yang penting agar orangtua mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya. Bukan mendidik anak sesuai zaman orangtuanya. Orangtua hanya perlu mendampingi untuk mengontrol serta mengarahkan langkah anak-anak agar tidak tersesat atau keluar jalur saat belajar.
Jangan sampai orangtua terlalu mengekang anak menjelajah dinua digital sampai mengakibatkan anak buta sama sekali akan teknologi. Merupakan tindakan yang penting agar orangtua mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya. Bukan mendidik anak sesuai zaman orangtuanya. Orangtua hanya perlu mendampingi untuk mengontrol serta mengarahkan langkah anak-anak agar tidak tersesat atau keluar jalur saat belajar.
6. Berikan kursus tambahan melalui lembaga profesional
Era digital mengharuskan setiap anak untuk menguasai dunia digital agar tidak dianggap gagap teknologi. Salah satu caranya adalah dengan memberikannya kursus di lembaga kursus profesional seperti DUMET school.
Apa itu DUMET School? DUMET School adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan nonformal. DUMET School melayani kursus website, digital marketing, dan desain grafis. Lembaga kursus yang satu ini sangat terpercaya. Karena hingga kini sudah memiliki lulusan lebih dari 8000 orang dari berbagai status dan profesi. Ada yang masih pelajar sekolah, mahasiswa, guru, dosen, staff professional, freelancer, dan lain-lain dari seluruh wilayah Indonesia. Cabangnya pun sudah ada 5, yang berlokasi di Kelapa Gading, Grogol, Tebet, Srengseng, dan Depok.
Apa itu DUMET School? DUMET School adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan nonformal. DUMET School melayani kursus website, digital marketing, dan desain grafis. Lembaga kursus yang satu ini sangat terpercaya. Karena hingga kini sudah memiliki lulusan lebih dari 8000 orang dari berbagai status dan profesi. Ada yang masih pelajar sekolah, mahasiswa, guru, dosen, staff professional, freelancer, dan lain-lain dari seluruh wilayah Indonesia. Cabangnya pun sudah ada 5, yang berlokasi di Kelapa Gading, Grogol, Tebet, Srengseng, dan Depok.
7. Gugah motivasi anak agar terus berkembang
Ibarat bara api, bisa berkobar menyala, meredup, bahkan padam. Demikian pula dengan motivasi yang dimiliki seseorang. Makanya diperlukan dorongan motivasi agar anak memiliki motivasi belajar yang stabil. Sehingga diharapkan dapat membantunya meraih prestasi yang diimpikan.
Itulah beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk menjadikan anak-anak sebagai bintang di era digital. Melihat kecepatan laju IPTEK di era digital yang sangat pesat, mengandalkan pendidikan formal saja menurut saya tidak akan cukup. Sinergi antara pendidikan formal, nonformal, dan informal akan membantu anak menemukan langkah pasti menggapai masa depan yang cerah. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel saya yang lain...
Makasiih banyaak sharing tipsnyaa mbaak, saya juga sepakaat perlunyaa pendidikan non formal untuk memaksimalkan potensi diri 😁😁
ReplyDeleteMenunggu ada buka cabang di Cianjur deh. Biar lebih dekat hehehe. Sekolah non akademik begitu semoga semakin meluas keberadaannya sampai ke pelosok. Karena di daerah justru yg susah mendapatkan sarana dan prasarana termasuk semacam pendidikan kursus.
ReplyDeleteYa memang harus ada sinergi dari banyak sisi. Apalagi sekarang persaingan sepertinya semakin ketat
ReplyDeleteWaah materi dan kurikulum di Dumet School menarik banget. Pas buat dikenalkan ke anak-anak yang lagi tertarik banget dengan dunia teknologi, biar gak salah langkah, daftarin ke Dumet sekalian aja yaa.. Ini udah ada di kota mana aja ya mba?
ReplyDeleteAku setuju banget anak harus dibekali dengan kemampuan EQ dan SQ yang seimbang. Agar kelak anak-anak meski dunia makin menantang, dan teknologi semakin canggih tetep ada rem baik dengan selalu ingat Allah :)
ReplyDeleteSetuju mba kalo mau punya anak anak yang baik maka ortunya harus mencontohkan yang baik dulu. Tapi bagus dan seru sih si Dumet School ini, yang namanya ilmu ga cuma bisa didapet dari sekolah formal ya, banyak yang dari kursus dan bisa maju.
ReplyDeletesuka kalimat long live education... yap mencari ilmu itu bukan cuma di sekolah. tapi dimana saja.
ReplyDelete