Teknologi, Menjadikan Daring dan Luring Kian Menggelinding
www.amiwidya.com mempersembahkan:
https://www.gurupenggerakindonesia.com |
Pandemi covid-19 belum juga sirna dari muka bumi. Di Indonesia sendiri, sudah hampir 7 bulan para pendidik dan siswa-siswi tidak bisa bertatap muka secara langsung untuk melaksanakan pembelajaran seperti biasanya. Pemerintah masih belum mengizinkan daerah dengan zona merah dan zona oranye untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Demikian pula di daerah tempat saya mengajar. Tepatnya di kabupaten Gresik. Hingga saat tulisan ini ditulis, sekolah-sekolah di sini belum ada yang menggelar pembelajaran tatap muka seperti biasanya. Semuanya masih melaksanakan pembelajaran secara daring (online), luring (offline), dan guling (guru keliling). Belum ada yang berani untuk menggelar pembelajaran dengan tatap muka langsung meskipun badai pandemi sudah mereda.
Kejenuhan dan kesulitan saat pembelajaran dilaksanakan secara daring dan luring kian hari kian terasa. Meskipun sebenarnya, guru-guru juga sudah mulai belajar dan memahami sedikit demi sedikit bagaimana cara mengajar secara daring dan luring agar lebih terlihat menarik siswanya. Namun tetap belum bisa menghapus total rasa bosan yang melanda siswa-siswi saat belajar dari rumah.
Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan demi perbaikan kualitas pembelajaran secara daring dan luring itu sendiri. Pemanfaatan teknologi terkini adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran daring dan luring.
Menggiring Daring biar Nggak Garing
Pembelajaran secara daring, sebenarnya bisa menjadikan guru agar selalu berimprovisasi membuat beragam media pembelajaran. Tentunya dengan bantuan beragam aplikasi di PC. smartphone, maupun media online lainnya.
1. Memanfaatkan aplikasi untuk membuat video pembelajaran yang menarik
Selama ini, yang paling menjamur keberadaannya, dan paling mudah diaplikasikan guru, adalah mengunggah video pembelajaran di channel YouTube. Banyak teman-teman guru yang tiba-tiba belajar menyunting video pembelajaran menggunakan aplikasi-aplikasi di smartphone maupun laptop, lalu membuat channel YouTube pribadi. Kemudian mengunggah video pembelajaran hasil kreasi mereka ke channel YouTube tersebut.
Selain mengunggah di channel YouTube, banyak pula yang menyebarkan langsung melalui grup WhatsApp. Seperti pembelajaran yang dilakukan pihak sekolah anak saya. Setelah diperlihatkan, ternyata anak-anak menyukai video pembelajaran yang dibuat oleh guru. Bahkan anak saya yang sekolah TK, sangat senang menonton video pembelajaran yang dikirim oleh gurunya. Smapai-sampai, video tersebut diputar berulang kali olehnya. Usai menonton, biasanya dia mulai meminta untuk mengerjakan tugas sekolahnya, dengan mencontoh dari video tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa video pembelajaran yang dibuat itu telah sesuai dengan masa perkembangan anak-anak. Selain itu, faktor keunikan dan kemenarikan gambar serta suara, juga materinya, patut menjadi pertimbangan tersendiri saat membuat video pembelajaran.
Keunggulan video pembelajaran yang lain yaitu, guru bisa menampilkan wajahnya. Hal ini dilakukan supaya siswa mengenali wajah gurunya. Walaupun guru dan siswa belum pernah bertatap muka secara langsung.
Tapi jika Anda ingin video yang siap saji, dan tidak ingin membuatnya lebih dahulu, Anda bisa melakukan pencarian di YouTube, atau di portal Rumah Belajar milik Kemdikbud. Di sana sudah tersedia beragam video yang bisa secara instan dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar.
Lalu, ada satu hal yang harus saya sampaikan. Sebaiknya berhati-hati saat membagikan video milik orang lain. Karena bisa jadi, di dalam video tersebut ada wajah guru lain. Sehingga siswa menjadi bingung saat melihat wajah guru yang berganti-ganti. Jadi, sebaiknya dipilah terlebih dahulu sebelum membagikan video pembelajaran kepada siswa.
2. Merancang media pembelajaran interaktif yang mirip game online
Tampilan media pembelajaran interaktif |
Ada juga yang tiba-tiba menjadi tertarik untuk belajar membuat media pembelajaran interaktif. Misalnya dengan memanfaatkan aplikasi Articullate Storyline di laptop. Saya pun baru saja mempelajari cara membuat media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi ini. Ada sisi menarik dari media pembelajaran interaktif. Yaitu, siswa bisa memainkannya langsung di smartphone masing-masing layaknya sedang bermain game online.
Namun ternyata, hasilnya belum bisa disebarkan secara langsung ke siswa saya. Dikarenakan masih banyak smartphone siswa yang kurang mendukung. Jika smartphone siswa Anda sudah mendukung untuk memutar media pembelajaran interaktif, ada baiknya Anda coba untuk belajar membuatnya.
3. Menggunakan Learning Management System (LMS) untuk pembelajaran
Di sisi lain, kami para guru mulai mengenal beragam LMS (learning management system). Mulai dari google classroom, microsoft teams, hingga LMS buatan para programmer yang digunakan untuk kalangan sekolah itu sendiri. Ilmu-ilmu ini sungguh merupakan sesuatu yang baru dan tidak mudah untuk dipelajari. Apalagi bagi guru-guru yang sudah lanjut usia. Maka dari itu, banyak guru-guru muda yang harus bisa bekerja sama dengan mereka, demi kelancaran proses pembelajaran di masa pandemi.
Tak hanya guru, pada awalnya, anak-anak pun merasa sangat kesulitan dengan proses belajar daring. Terutama bagi anak-anak yang kedua orang tuanya bekerja di luar rumah. Kami kesulitan untuk mencari celah waktu yang bisa digunakan untuk belajar anak. Namun lama-kelamaan, kami pun menemukan jalan tengah untuk mewadahi permasalahan yang timbul. Tentunya, setelah kami melakukan beberapa diskusi kecil bersama-sama. Baik dengan cara bertemu langsung, maupun melalui telepon.
4. Mencoba cara baru untuk melaksanakan ujian
Baru di masa pandemi ini, anak-anak mengenal ujian secara online. Mulai dari tingkat SD kelas 1, anak-anak diajari untuk mengerjakan ujian secara online. Media yang banyak digunakan untuk belajar secara online adalah google form dan microsoft form. Pada awalnya, para guru dan siswa juga mengalami berbagai kendala. Ibarat membuka lahan untuk jalan baru, tentu saja prosesnya tidak serta-merta jadi jalan. Ada beragam kisah yang terjadi di baliknya. Tapi pada akhirnya, setelah segala kendala tersebut teratasi, kami mulai menikmati prosesnya. Ujian online tak lagi menakutkan.
Selain menggunakan kedua media tersebut, ada juga yang menggunakan aplikasi pihak ketiga dan aplikasi untuk mengerjakan kuis di smartphone. Misalnya menggunakan examora, exambrowser, quizizz, kahoot, dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi ini banyak digunakan untuk siswa di sekolah dengan tingkat yang lebih tinggi.
Itulah suka duka belajar secara daring. Sebetulnya, tidak ada yang membuat garing alias membosankan. Karena belajar secara daring, juga mempunyai lika-liku tersendiri, Namun di balik itu, besar sekali manfaatnya. Pembelajaran daring bisa menambah wawasan anak-anak mengenai perkembangan teknologi yang sangat pesat. Maka, anak-anak juga harus cepat-cepat mempelajari dan mengikutinya, agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi itu sendiri.
Luring Pun Setajam Taring
Kata siapa pembelajaran secara luring itu menggambarkan ketertinggalan? Tidak mesti demikian! Karena pembelajaran secara luring pun bisa dimodifikasi sedemikian rupa agar menarik. Sehingga anak-anak bisa belajar dengan mudah. Hasilnya, ilmu yang ditransfer oleh para guru bisa tersampaikan dengan baik.
1. Merancang modul yang menarik dan sesuai usia siswa
Salah satu cara yang bisa dilakukan guru adalah dengan membuat modul pembelajaran yang bisa dicetak oleh siswa secara mandiri, maupun dicetak secara kolektif dari sekolah. Satu hal yang perlu diperhatikan saat mencetak modul: diusahakan menggunakan mesin pencetak yang bagus. Supaya hasilnya bisa terbaca jelas oleh siswa.
Sejelas apapun itu, pembuatan modul pun tetap harus disesuaikan dengan usia siswa. Contohnya, guru harus bisa membuat modul sengan sisipan gambar yang lucu-lucu untuk anak usia SD.
Keahlian membuat modul seperti ini juga tidak tiba-tiba muncul layaknya sulapan. Sebagai guru, saya pun belajar membuat modul mulai dari awal. Saya berusaha mempelajari cara membuat modul yang bisa menarik dan jelas materinya bagi siswa. Adakah guru yang sedang proses belajar membuat modul juga di sini? Kita sama ya....
Oh iya. modul yang kita rancang ini nanti juga bisa diintegrasikan dengan pembelajaran daring. Misalnya diberi link atau barcode menuju YouTube untuk penjelasan materinya.
2. Menonton TV edukasi dari TVRI, dan mendengarkan radio edukasi
Alternatif ini bisa dilakukan apabila di rumah siswa memiliki televisi atau radio. Siswa bisa menonton program belajar dari rumah yang diselenggarakan setiap hari di TVRI. Di sana akan diputarkan video-video dari TV edukasi. Ada jadwal acara harian, yang bisa diikuti siswa untuk belajar.
Selain itu, siswa juga bisa belajar dari radio edukasi milik Kemdikbud. Radio ini mengudara pada frekuensi 1251 AM pada pukul 12.25 sampai 19.30 WIB. Lokasinya terletak di wilayah Yogyakarta. Di radio edukasi, diputarkan beragam materi untuk siswa sekolah, kisah tokoh, dongeng, hingga ensiklopedi populer.
3. Meminjamkan Buku Sekolah Elektronik atau buku pendamping lain milik perpustakaan sekolah
Cara pembelajaran luring yang satu ini, cocok dimanfaatkan bagi sekolah-sekolah yang memiliki perpustakaan dengan buku lengkap. Siswa bisa memanfaatkan fasilitas sekolah dengan dipinjami buku-buku sebagai penunjang proses belajar mengajar selama pembelajaran jarak jauh.
Itulah beberapa ulasan dari saya mengenai teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh berupa daring dan luring. Semoga ulasan saya membawa manfaat bagi semua pembaca yang sedang mampir di blog ini. Akhir kata saya ucapkan, semangat bagi para guru penggerak Indonesia!
Sangat bermanfaat, menambah pengetahuan, dan sangat mengnspirasi.
ReplyDeleteAlhamdulillah... Terima kasih....
DeleteTernyata pandemi tidak membuat kreativitas menjadi tumpul ya Mba..
ReplyDeleteKreativitas akan selalu menemukan jalannya melalui orang yang pantang menyerah tentunya.
Pembelajaran melalui games interaktif saat ujian seperti kahoot beneran bisa membuat anak semangat. Kemarin kami merasakannya. Semua pada excited.
Pandemi ini memang banyak membawa perubahan terutama untuk belajar juga ya, mau tidak mau guru dan murid harus dihadapkan belajar secara online. Aku tuh salut banget sama guru-guru karena mereka juga mencari cara supaya bisa memberikan yang terbaik dalam pembelajaran secara online.
ReplyDeleteBener banget nih, sekarang kan banyak sekali aplikasi yang bisa dibuat agar anak semangat belajar daring ya, pengen coba juga nih...
ReplyDeleteMasa Pandemi seperti sekarang membuat semua orang harus kreatif ya mba..tulisannya bagus deh mba bnyak bangt hal2 bermanfaat yang bsa dijadikan inspirasi buat kegiatan belajar mengajar
ReplyDeletePembelajaran online memang menuntut para pendidik harus lebih kreatif agar siswa tidak bosan. Dengan adanya Guruinovatif.id, para guru bisa terus upgrade kemampuan.
ReplyDeleteSalah fokus dengan usia Mbak Ami..masih muda bangets ya, seumur anak kakak saya. Saya setuju dengan ulasannya. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh berupa daring dan luring. Seperti anak sulung saya kelas X SMA Negeri di Jakarta, awal tahun ajaran baru ambil buku ke sekolah (15 buku) untuk jadi bahan PJJ. Sekolah full di rumah 07.00-12.00, pakai Google Meet , GCR dan sesekali Zoom. Anak bungsu kelas VI SD swasta, buku beli dan dibagi di awal tahun ajaran , sekolah full zoom meeting 07.30-12.00 tugas via GCR
ReplyDeletemasa Mb? Aku pikir, aku ini sudah masuk usia pertengahan wkwkwkkk....
DeleteNah bener, walopun daring, gak ada tatap muka langsung, daring pun bisa optimal ya. Banyak aplikasi, website, dan juga software yang bisa dipakai. Thanks to technology!
ReplyDeleteMasa pandemi mau gak mau bikin kita semua menyesuaikan aktivitas juga ya mbak. Guru2 juga struggle nih belajar hal baru terutama yang ada hubungannya dengan onlen2 buat ngajar anak hehe :D
ReplyDeleteKudu lbh kreatif supaya bikin anak tetap mau dan betah belajar walau jarak jauh yaa
Wah benar ya mbak, dgn teknologi , proses pembelajaran semakin terbantu...
ReplyDeletebaik daring maupun luring
Pandemi ini buat guru jadi semakin kreatif ya Mbak, banyak ilmu yang diperoleh pastinya ya, skills pun bertamabah ya Mbak semua agar proses belajar mengajar tetap bisa terlaksana dengan baik.
ReplyDeleteSebelum masuk sekolah daring kemaren anak2ku kuwajibkan duduk anteng nonton TVRI Mbak setiap pagi sesuai dengan kelasnya. Alhamdulillah lama2 mereka senang karena pembelajarannya interaktif.
ReplyDeleteJadi inget dulu seorang menteri bertanya, "internet cepat untuk apa" ðŸ¤ðŸ¤ Salut sama semua murid, guru, dan ortu yang tetep semangat belajar dengan metode daring di masa pandemi
ReplyDeleteSemua hal memang tetap menuntut kita tetap berkembang dan tak putus asa ya kak meski dalanm masa pandemi. Teknologi untuk daring dan luring ini memang wajib untuk segera dikuasai.
ReplyDeleteKalau modul menarik dan warna mencolok maka akan menarik perhatian anak-anak dan bikin penasaran nih. Sehingga anak jadi semangat belajar walaupun dilakukan secara daring dan luring
ReplyDeleteIjin mengutip ide mbak ke tulisan sy dlm lomba blog. Kunjungi di jagoanbanten.blogspot.com
ReplyDeletePerjuangan bersama untuk tetap memberikan ilmu dan menerima ilmu. Semoga dengan kelapangan dan kesabaran, semuanya bisa tercapai dan anak-anak juga memahami tema yang diajarkan pengajar.
ReplyDeleteBtw,
kak Ami jangan-jangan kakak kelasnya adik iparku, hihii...sama-sama dari Dampit, Malang.
Benarkah? Dulu sekolahnya dimana kak?
DeleteBahas soal TVRI, aku jadi ingat kemarin tepat peringatan Sumpah Pemuda, TVRI daerah Papua resmi diluncurkan. Semoga semakin banyak yang mendapatkan edukasi melalui tayangan TV dari TVRI.
ReplyDeleteterima kasih sdh ikut memeriahkan lomba blog
ReplyDeleteTulisannya bagus Bu,selamat ya
ReplyDeleteSelamat dan sukses untuk ibu Aminnatul Widyana tulisannya enak dibaca dan banyak memberi pengetahuan baru untuk para pembaca. Semoga terus dapat menginspirasi kami.
ReplyDeleteHallo ibu guru yang hebat, salam kenal. Saya ucapkan selamat, proficiat karena hadir sebagai yang terbaik dalam lomba blog, guru blogger.
ReplyDeleteSaya mendapatkan weblog ibu dari tautan link di website guru penggerak. Tiga guru terbaik, salah satunya ibu guru. Saya bangga dan kagum. Saat ini saya hadir dengan tujuan ingin berteman dengan guru hebat seperti ibu sekaligus mau belajar. Semoga diperbolehkan...Sekali lagi proficiat. Pencapaian yang luar biasa. Kagum
Tulisan yang sangat menginspirasi. Selamat ya bu guru hebat. Salam kenal ya , ternyata tetangga kecamatan dengan saya.
ReplyDelete