Pahlawan Kala Belajar, Mengejar Merdeka Belajar
Kisah ini kubagikan, bukan karena ingin berkeluh kesah. Akan tetapi, aku ingin membuka mata para pembaca. Khususnya para pemerhati pendidikan di Indonesia. Agar mereka tahu, bagaimana perjuangan menuju Merdeka Belajar kaum akar rumput.
Senin pagi...
Matahari mulai merangkak naik, keluar dari persembunyiannya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Aku bergegas menuju sebuah ruang kelas yang ada di pojok sekolah. Kuhampiri sekelompok siswa-siswi yang bergerombol untuk bersiap menghadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Mereka harus mengerjakan soal-soal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi, Numerasi, Survey Karakter, dan Survey Lingkungan Belajar.
Begitu sampai, kulirik meja guru di pojok depan ruang kelasku. Ternyata di sana sudah ada partner kerjaku yang duduk sambil menyiapkan berkas-berkas keperluan siswa. Kuhampiri beliau, dan menanyakan persiapan apa saja yang perlu dibantu. Lantas, kusapa siswa-siswiku dengan ramah.
"Bagaimana anak-anak, sudah siap?"
Tidak ada jawaban yang memuaskan. Hanya celoteh mereka yang terus bersahutan. Menanyakan ini dan itu semau hati mereka. Untuk menjawab rasa penasaran mereka, akupun membuka percakapan.
"OK. Kalian sudah sarapan tadi?"
"Sudah Bu..." Jawab mereka kompak.
"Siapa yang belum datang?"
Mereka pun menyebutkan beberapa nama teman-temannya.
"Anak-anak, jangan lupa nanti saat mengerjakan, kalian harus fokus. Diam. Jangan banyak bicara!"
"Tulis identitasnya sesuai dengan yang ada di tanda peserta!"
"Kalau ada yang kurang jelas, silakan menanyakan kepada pengawas. Bu Dina dan Bu Yun gak ada di dalam ruangan. Jadi gak bisa bantu kalian nanti."
Selanjutnya, kupersilakan mereka menanyakan perihal apapun yang perlu ditanyakan. Sambil mengulur waktu dan menunggu semua siswa datang.
Ruang kelas 5 di pojok sekolah |
Tantangan Mengejar Merdeka Belajar
Waktu terus bergulir, 30 menit sudah berlalu. Masih ada 5 anak yang belum kelihatan batang hidungnya. Padahal, 10 anak harus hadir di sesi pertama pukul 08.00 WIB ini. Kami mulai panik. Aku sebagai walikelas sekaligus ketua penyelenggara ANBK, berusaha menghubungi walimurid melalui WhatsApp dan telepon.
"Assalamualaikum Ma, apa Luay sudah berangkat ke sekolah?"
"Lho, katanya ujian jam setengah sembilan Bu?" Sahut mamanya Luay cepat.
Deg... Bagaikan tersambar petir di siang bolong. Sontak nada suaraku meninggi.
"Lhooo.... Kata siapa Ma? Kan sudah saya kasih jam di pengumumannya? Sekarang Ma! Anaknya suruh berangkat sekarang juga!"
Kesabaranku mulai terkikis. Kudengar telpon pun dimatikan dari seberang. Beruntung rumahnya anak ini dekat. Tak berapa lama, dia pun datang.
Satu per satu wali murid kuhubungi. Hingga 15 menit berikutnya, 3 anak telah datang. Hanya kurang 2 anak saja yang masih belum nampak.
"Assalamualaikum Ma, Fais jadwalnya hari ini ya. Gimana? Sudah berangkat anaknya tadi?" Kucoba menghubungi salah satunya.
"Waalaikum salam. Gak tau Bu, saya sekarang di rumah sakit, jaga ayahnya lagi sakit. Fais di rumah, sudah saya titipkan tetangga."
"Baik Ma, bisa minta nomer HP tetangganya Ma? Biar saya hubungi."
Telepon pun aku putuskan, dan aku mendapat kiriman sebuah kontak di WhatsApp. Sesegera mungkin kuhubungi kontak tersebut. Akan tetapi suaranya putus-putus. Telpon kumatikan kembali.
Lalu kupanggil 2 penjaga sekolah. Kepala sekolah pun sudah mulai ancang-ancang memberikan instruksi kepada 2 penjaga ini. Bu Yun masih mempersiapkan keperluan peserta ujian.
Kupanggil kembali kontak yang diberikan oleh mamanya Fais. Kali ini tersambung dengan jelas. Suara seorang laki-laki di seberang sana melaporkan bahwa Fais tidak mau berangkat sekolah. Padahal sudah dibujuk sama beliaunya.
"Ya Pak, begini saja. Biar dijemput sama penjaga sekolah dan 1 temannya sekarang. Yang penting bapak suruh Fais mandi dulu. Cepat-cepat saja. Sudah mau jam 8 ini. Begitu ya Pak... Mohon bantuannya nggih. Pangapunten ngrepoti panjenengan. (Maaf merepotkan)" Langsung kututup lagi teleponnya.
Pada akhirnya, dua orang penjaga ditemani masing-masing seorang siswa, berangkat menuju rumah anak-anak yang belum datang. Kuminta dua siswa ini agar menunjukkan jalan menuju rumah temannya.
Aku mencoba menjelaskan situasi keluarga dari dua siswa yang belum datang ini kepada kepala sekolah. Satu siswa karena kedua orangtuanya berada di rumah sakit. Satunya lagi karena ibunya, sebagai single parent sudah berangkat kerja sejak pagi. Untungnya beliau bisa memakluminya.
Jadi ceritanya, sekolah tempatku mengabdi adalah sebuah sekolah tua di kota Gresik, yang berlokasi di sebelah pelabuhan Gresik. Sekolah ini memiliki banyak murid dengan latar belakang kaum urban dari pulau seberang. Meskipun tua usia sekolahnya dan menjadi sekolah nomor 1 sebagai UPT SDN 1 Gresik, namun bukan berarti kondisi muridnya berada di posisi "teratas".
Ada beberapa siswa memiliki background yang kurang beruntung, seperti berasal dari keluarga broken home, keluarga kurang mampu, keluarga bermasalah, dan siswa yatim ataupun piatu. Kondisi yang demikian membuat kami sebagai guru harus lebih banyak memberikan perhatian.
Beberapa saat kemudian, Bu Yun mendapat telpon dari Pak Juri, penjaga sekolah yang menjemput Fais. Pak Juri melaporkan bahwa seragam Fais masih di pengering mesin cuci. Segera kulaporkan kepada kepala sekolah.
"Sudah gak apa-apa, pakai baju seadanya saja, yang penting berangkat sekolah!" Ujar beliau dengan nada tegas. Selanjutnya kusampaikan kepada Bu Yun supaya diteruskan ke Pak Juri.
Aku terdiam sejenak. Seketika menghela napas panjang. Merenungi keadaan yang membuat senam jantung terus beradu. Ingin ku berteriak rasanya... Kekacauan macam apa ini?! Hari pertama ANBK, semuanya terasa ruwet bak benang kusut.
Tepat pukul 07.55 WIB, kedua siswa yang dihebohkan sejak tadi pun datang. Satu siswa dengan kondisi wajah seperti baru bangun tidur. Sedangkan satunya lagi, Fais, datang dengan baju basah dan rambut acak-acakan. Tak ada atribut apapun yang menempel di seragam basahnya. Tak ada dasi, sabuk, kaos kaki, apalagi masker.
Bu Yun pun dengan sigap mengambilkan atribut dari koperasi sekolah.
"Kamu sudah sarapan belum?" Kutanya Fais
"Belum Bu." Dia menjawab dengan lemas.
Aku berlari menuju kantor. Kumintakan kue dan minuman jatah panitia sebagai pengganjal perutnya. Dia makan secuil dan minum seteguk air. Lalu beranjak menuju ruang perpustakaan sekolah yang dimanfaatkan sebagai ruang komputer untuk sementara.
Syukurlah... Kini semua siswa sudah lengkap dan siap menghadapi kenyataan untuk berinteraksi dengan perangkat komputer.
Benang kusut itu, satu per satu mulai terurai. Masih ada harapan dan celah untuk bernapas. Tak layak kami mengeluh. Masih banyak di luar sana yang jauh lebih kusut, lebih menantang. Namun tetap berjuang, demi sesuatu hal yang tak terelakkan.
Memang tak bisa dipungkiri, pembenahan kurikulum pendidikan harus terus dilakukan demi kebutuhan di masa depan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dicanangkanlah sebuah program dengan slogan Merdeka Belajar. Slogan ini telah digaungkan Mas Menteri, Nadiem Anwar Makarim sejak menjabat sebagai menteri Kemendikbud RI.
Sebagai seorang guru kelas lima di sekolah dasar, tentu saja saya harus ambil bagian untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Dimana sekolah kami harus menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dalam kondisi mau tak mau, siap ataupun tidak.
Memiliki ruang komputer tersendiri, masih dalam angan-angan. Jumlah perangkat komputer yang siap digunakan untuk ANBK pun hanya berjumlah tiga perangkat. Ibarat bayang-bayang, sekolah kami mendapatkan pinjaman komputer dari sekolah lain. Tanpa adanya itu, entah bagaimana jadinya ANBK bisa terselenggara.
Di tengah segala kekacauan yang terjadi di sekolah, ternyata kami masih bisa bernapas lega. Ada pahlawan yang bisa menyelamatkan kelancaran di setiap sesi ANBK. Secercah harapan agar ANBK terselenggara dengan lancar, masih bisa kami rasakan.
IndiHome Solusi Internet Berkelas dan Cerdas untuk Aktivitas Tanpa Batas
Ya, sekolah kami yang berada di wilayah perkotaan ini masih bisa dijangkau oleh internet cepat dari IndiHome. Lead by IndiHome, ANBK bisa terselenggara dengan lancar tanpa gangguan internet yang berarti. Kebaikan ini mampu menghapus keresahan hati kami akibat beragam tragedi di pagi hari sebelum pelaksanaan ANBK. Bahkan pada waktu hujan di siang hari, di sesi dua ANBK pukul 13.00 WIB, kecepatan internetnya tetap stabil. Siswa-siswi pun bisa mengerjakan dengan lancar.
Siswa mengerjakan ANBK |
Sekolah kami menjadwalkan ANBK selama empat hari berturut-turut. Pada hari pertama dan kedua berlangsung selama dua sesi, pada pagi dan siang hari. Selanjutya pada hari ketiga dan keempat, berlangsung selama satu sesi saja di pagi hari. Pada hari-hari ini, ANBK juga terselenggara dengan mulus berkat Internetnya Indonesia.
Para guru mengisi survey lingkungan belajar |
Tak hanya siswanya yang harus berhadapan dengan soal-soal ANBK dan mengisi survey. Guru-gurunya juga harus mengisi survey lingkungan belajar. Kami sepakat mengisi survey yang menghabiskan waktu sekitar satu sampai dua jam ini di hari keempat usai anak-anak mengerjakan ANBK.
Syukurlah, pengisian survey berjalan santai dan bisa membuat kami tertawa lepas. Menertawakan segala hal yang terjadi selama ANBK berlangsung. Semua kegiatan ANBK di sekolah kami benar-benar berasa seperti aktivitas tanpa batas berkat kehadiran IndiHome.
Kabar baiknya lagi, saat ini, jaringan IndiHome sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Semoga saja IndiHome terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan internet yang lebih baik bagi masyarakat. Setidaknya, IndiHome bisa memberikan ruang bagi kami untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.
Bagus sekali
ReplyDeleteSangat menginspirasi dan memotivasi
Terus berkarya Bu Aminnatul widyana dan semangat selalu
Matur nuwun Pak Guru dari SDN tetangga wkwwkkkk....
DeleteBedilan, upt sdn 1.. siswa yg beragam karakter yg luar biasa, tanpa kita sadari dari sinilah mereka bisa bermunculan generasi generasi hebat...tantangan pasti didepan mata, sudah puluhan tahun kisah cerita siswa berlabuh...
ReplyDeleteTetap semangat mengabdi untuk mencetak generasi yg bermartabat.
Iya betul... UPT SDN 1 Gresik dulunya adalah SDN Bedilan. SD tertua di Gresik
DeleteHampir sama seperti kondisi disekolah ku. Tapi jika dilihat sekilas, lunaya bagus ruangannya Bu, perangkat juga memadai... Alhamdulillah ya... Sekolahku juga Alhamdulillah, dari 16 perangkat komputer yg digunakan semuanya adalah laptop pinjaman. Intinya harus bersyukur, insyaallah akan ditulis sebagai ladang pahala nggih... Kualitas pendidikan jugaada di tangan kita.... Berbhakti untuk negri💪
ReplyDeleteSama-sama meminjam wkwkkk.... Gak apa2 ya Bu Ratna, yang penting ANBK terselenggara dengan lancar. Semoga ke depannya bisa memiliki perangkat komputer sendiri. Aamiin...
DeleteWah...keren banget kepingin deh seperti ibu🙏🙏sangat memotivasi🙏💓Tetap semangat dan sabar ya bu🙏🙏🙏
ReplyDeleteIya... semoga tercapai cita-citanya ya
DeleteSaya baca kisahnya kok ikut ndredek, untung saja akhirnya dapat terlewati dengan baik. Mungkin bisa mengajukan permohonan komputer agar bisa mendukung PBM
ReplyDeleteIya nih, semoga aja suatu saat bisa dapat bantuan perangkat komputer untuk sekolah. Aamiin...
DeleteSangat menginspirasi, ya semoga ke depan lembaga saya bisa mencontoh SD njenengan bu 🙏🙏
ReplyDeleteAamiin... semoga semakin maju untuk pendidikan Indonesia. Semangat Merdeka belajar
DeleteInspiratif
ReplyDeleteTerima kasih...
DeleteTetap Semangat
ReplyDeleteIyesss... Semangat Merdeka Belajar
DeleteSemangatt Bu Ami...semangatt mencerdaskan bangsa...
ReplyDeleteSemoga ke depannya pendidikan dan pendidik lebih diutamakan oleh pemerintah.
Sarana dan prasarana sekolah pun dari setiap daerah memadai untuk pembelajaran.
Iya Bu, semoga aja demikian. Karena masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang layak buat belajar sesuai tuntutan zaman
DeleteDi era pendidikan digital sekarang ini, internet memang sudah menjadi kebutuhan. Semoga ke depan sarpras di lembaga2 pendidikan segera dpt dipenuhi secara merata agar dpt mengejar tuntutan zaman milenial. Aamiiin..
ReplyDeleteSemangat, Bu!
Aamiin.... Iya, semoga saja demikian. Karrna zaman terus berkembang, sedangkan anak2 juga dituntut belajar sesuai perkembangan zamannya
DeleteMantap Bu Dina.
ReplyDeleteMakasih....
DeleteYaaaaa itulah yg biasanya dialami guru di SD, apalagi tempat2 luar biasa. Kejadian bermacam2 yg membuat sport jantung. Hehehe
ReplyDeleteYg penting tetap semangat dan berjuang dg ikhlas. Krena menjadi guru, selain mencari nafkah, jg menjadi ladang pahala yg luar biasa guna menambah ilmu siswa kita.
Salam semangat!!!
Iya Bu, bondho sabar sing akeh... Kulakan sabar sak durunge budhal 😂😂
DeleteSangat menginspirasi. Terus berkarya bu. 🥰
ReplyDeleteMatur nuwun adikkk..... 🤭🤭
DeleteTerus semangat Bu Dina...ditempat saya ceritanya hampir sama. Bahkan ketika saya mencari anak didik saya dirumahnya, dia sempat lari dan bersembunyi didalam tong air. Hari kedua pun juga begitu, saya harus mencarinya lagi untuk masuk ANBK, kita harus tetap semangat dan sabar dalam mendidik generasi milenial saat ini..💪💪💪💪🥰🥰🥰
ReplyDeleteItulah perjuangan menjadi guru di SD ya Bund.... Tetap semangat, biar muridnya juga ketularan semangat
DeleteSangat menginspirasi terutama bagi pendidik untuk lebih membenahi segala hal dalam kegiatan belajar mengajar
ReplyDeleteMakasih sudah berkunjung kemari bu Guru...
Deleteah iya, sekarang pendidikan di Indonesia mengusung konsep merdeka belajar ya mbak
ReplyDeletekonsepnya bagus, hanya memang butuh penyesuaian saat praktiknya
Itulah Mom.... Konsep ini harus dibarengi dengan kesiapan di lapangan sebetulnya
DeleteBacanya ikut deg-degan nih Kak. Alhamdulillah bidang khususnya satu persatu mulai terurai. Saya ikut ngerasain karena anak sulung saya kelas 5 SD. Alhamdulillah sekolahnya juga pakai indihome. Ujiannya lancar tanpa kendala.
ReplyDeleteIndiHome berjasa banget buat penyelenggaraan ANBK di sekolah2
DeletePasti deg deg ya kak kalau alami hal serupa tiap akan ujian seperti yang diceritakan.
ReplyDeleteEmang tiap kondisi anak murid punya latar belakang yang berbeda untuk itu harus ada solusi nya.
Benar, maka dari itu perlakuan terhadap mereka jg bisa berbeda
Deleteanakku juga ikut anbk, awalnya agak cemas aku mikirin, tp kata teman yg guru, "beban" itu bukan di siswa, tapi di sekolah. jd lega deh, walau sebenarnya itu beban kita semua. paling gak, anakku gak usah stres gara2 jd bahan penataan kurikulum, hehe
ReplyDeleteAnak saya juga ujian. Yang jadi terbebani bukan anak saya . Malahan saya suka ngerasa deg-degan. Padahal yang ujian itu anaknya. Tapi anaknya malah enjoy saya
DeleteAnaknya nyantai, tp guru2 dan orang tua yg deg2an. Banyak kejadian kayak gitu Mom...
DeleteMantap Bu, sangat menginspirasi sekali.
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Guru...
DeleteYa Allah, saya tegang, Mbak baca cerita sejak awal sampai para siswa terkumpul. Butuh segala acara untuk mendatangkan anak untuk ikut ANBK. Alhamdulillah mbaknya cekatan dan ada penjaga sekolah yang bisa bantu jemput anak yang terlambat .... alhamdulillah sudah ada perangkat wifi juga ya di sekolah. Pastinya lancar ya selama ANBK berlangsung. Fiuh. Masih ada sisa-sisa tegang nih saya menuliskan akhir komentar saya :D
ReplyDeleteKok segala acara saya nulisnya ... segala cara maksudnya hehe.
DeleteAlhamdulillah Mbak, akhirnya lega krn bs terselenggara dengan lancar pas ujiannya. Awalnya sj yg bikin pikiran kisruh wkwkwkkk
DeleteDan ternyata, salah satu siswa tersebut adalah anak dari Sahabat saya yang sudah lanjut usia dan sedang diuji sakit. Terimakasih Bu Guru yang sdh memfasilitasi anak tersebut, semoga perjuangan Bu Guru menjadi teladan kami semua.
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh buat ayahnya Fais ya...
DeleteSepanjang membaca sampai dibuat deg-degan sama Fais dan satu murid lain yang belum datang. Rasanya auto pengen sakit perut ya Mba. Terharu sekali karena bahkan Mba mencarikan pengganjal perut dulu buat si murid. Terasa sekali kasih sayang seorang gurunya. Btw, selamat hari guru buat Mba.
ReplyDeleteMantap ya IndiHome. Jangkauannya makin luas dan layanan internet yang ditawarkan pun stabil sepanjang ANBK.
Pokoknya bikin senam jantung Mbak sebelum jumlah siswa lengkap... Tp Alhamdulillah semuanya terlewati & lancar berkat IndiHome
DeletePendidikan saat ini sudah semakin serba digital ya mbak. Mulai dari orangtua, guru bahkan anak-anak di minta untuk mengikuti perkembangannya. Sekolah pun harus beradaptasi. Semoga dengan adanya Indihome pembelajaran dan apapun itu bisa berjalan lancar.
ReplyDeleteIya, semoga aja IndiHome bisa menggandeng proses mendidik anak2 supaya lebih baik lg
Deleteberuntung ada internet cepat Indihome ya?
ReplyDeletesaya pernah melihat video perjuangan membangun kawasan terluar, tertinggal, terdepan
karena target Telkom gak hanya profit tapi juga manfaat bagi seluruh penduduk Indonesia
Betul Mom, Jaringan Telkomsel satu2nya jaringan yg bisa diakses di daerah 3T. Dulu waktu sy bertugas di Manggarai NTT jg pakai Telkomsel
DeletePembenahan kurikulum itu bagus. Menyesuaikan dengan perkembangan jaman pastinya. Namun harus diiringi kesiapan pihak sekolah dan murid juga. Jangan sampai dipaksakan. Pemerintah harusnya memberlakukan kebijakan seimbang antara arahan dan fasilitasnya ya ...
ReplyDeleteTidak semua anak bisa dan mampu
Mewakili suara sy Mbak.... Makasih ya
DeleteKebayang sama perjuangannya Mbak,untungnya semua anak bisa dikondisikan untuk masuk.
ReplyDeleteSemoga ya peran indihome ini bisa membantu mewujudkan slogan Merdeka Belajar. Dan semoga semua anak di Indonesia bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak secara merata
Iya, semoga sj anak2 Indonesia bisa mendapatkan fasilitas yg lebih layak biar bisa setara dengan pendidikan di negara2 maju
DeleteBener banget ada internet cepat dari IndiHome sehingga kegiatan belajar mengajar anak murid berjalan lancar ya terutama skrg ujian tuh pake model unbk jadi mau gak mau ya hrs ada jaringan internet ya
ReplyDeleteItulah.... Peran komputer & internet di Dunia pendidikan tak terelakkan Mbak
DeleteAlhamdulilah ya bu ada Indihome sehingga proses belajar anak2 bisa berjalan lancar bisa ditiru nih untuk skolah lainnya bu gurunya keren sangat menginspirasi
ReplyDeleteIya, keberadaan IndiHome benar2 sangat membantu proses ANBK di sekolahku
DeleteANBK ini memang kondisi yang perlu diadaptasi lagi bagi semua pihak. Dari mulai Departemen Pendidika, pihak sekolah, orangtua bahkan guru.
ReplyDeleteSemoga saat pelaksaannya sungguhan bisa lancar.
Memanfaatkan jaringan indihome yang luas dan menjagkau hingga pelosok tanpa hambatan.
Masih perlu adaptasi yg lebih dalam lagi buat menyelenggarakan ANBK ini
DeleteSalut nih buat perjuangannya mbak. Sampek-sampek kasih kue sama murid yg belum sarapan. Untung ujian nya lancar berkat Indihome. Tetap semangat buk guru demi memajukan pendidikan Indonesia.
ReplyDeleteMakasih Mom.... Itulah suka dukanya jadi guru
DeleteJadi guru tantangan berat banget ya. Sabar dan belajar terus. Apalagi harus melek digital. Indihome lancar kerjaan juga kelar
ReplyDeleteTantangan jadi guru gak cuma berhadapan dg siswa, tetapi jg berhadapan dg walimurid, dg teknologi, & lingkungan sekolah
DeleteSalut ama Bu Guru yang sigap ngehubungin kedua anak tadi. Memang tantangan banget ya, pas ujian mereka malah belum datang. Semoga Bu Ami dan guru lainnya sehat selalu. Tanpa Bu Guru, engga mungkin ada anak hebat generasi penerus bangsa. Bicara soal internet, Indihome udah cukup lama berkiprah ya. Moga pelayanannya makin baik
ReplyDeleteKeadaan yg membuat kita harus bertindak sigap. Padahal sy aslinya juga agak lelet wkwkkk...
DeleteAlhamdulillah, formasi lengkap ya Bu akhirnya. Di jaman seperti sekarang Indihome solusi banget untuk membantu kegiatan belajar mengajar, mantap
ReplyDeleteYup, keberadaan IndiHome sangat membantu terselenggaranya pendidikan agar lancar jaya
DeleteYa Allah bun...bacanya ikutan sport jantung juga deh. Emang ya mau gak mau kita harus siap dengan perubahan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin menuju digitalisasi. Alhamdulillah akhirnya bisa juga lolos mengikuti ANBK.
ReplyDeleteSetelah terlewati, akhirnya bisa tenang juga saya Mom
DeleteAlhamdulillah ya...tetep semangat bun, semoga nanti ada rejeki untuk sekolah ini bisa memiliki perangkat komputer sendiri yang lengkap.
DeleteSistem ANBK gini ga cuma anak muridnya aja yg harus siap2 n deg2an, guru2nya juga pasti ga kalah riweh n deg2an apalagi harus siap kuat di jaringan, alhamdulillah bgt ya jaringan inet nya kebantu dr indihome..
ReplyDeleteApalagi ini baru pertama kalinya diselenggarakan ANBK...
Deletebagaimanapun juga sekarang nih ketersediaan internet yang lancar itu penting banget ya untuk proses belajar mengajar, apalagi dalam era "merdeka belajar". semoga terus lancar tanpa hambatan ya mba..
ReplyDeleteBetul, internet uda jadi kebutuhan pokok kayaknya sekarang
DeleteSenang sekali saat bisa berikan dukungan penuh pada anak untuk bisa merdeka belajar
ReplyDeleteIya, semoga aja program2 Merdeka Belajar ini bisa terselenggara dan terlaksana dengan baik biar berdampak bagi masyarakat, terutama di bidang pendidikan
DeleteAlhamdulillah bisa lolos ANBK juga ya mbak. saat ini kebutuhan internet tuh sudah termasuk hal pokok, apalagi memasuki era Merdeka Belajar. Dengan pakai Indihome, kerjaan jadi lebih lancar ya..
ReplyDeleteIndiHome benar2 membantu kita terhubung dengan dunia ya
Deleteanakku juga mulai nih persiapan ANBK, ya ampun internet penting bgt sekarang, apalagi memang proses evaluasi pembelajaran skrg berbasis komputer, mau ga mau jaringan internetnya harus oke bgt
ReplyDeleteSemuanya sekarang serba terhubung dengan internet mom
DeleteDuh! Drama pagi yang bikin deg-degan, ya. Alhamdulillah akhirnya lancar. Koneksi internet memang sangat berperan banget
ReplyDeleteBagaimanapun internet sekarang uda kayak kebutuhan pokok
DeleteJangankan di sekolah saat ada ujian sebagai momen penting begitu. Di rumah saja kalau internet mati wah semua kelabakan.
ReplyDeleteInternet jaman sekarang ibarat nyawa ke dua kita deh ya
Iya, kalo gak ada internet serasa hampa deh
DeleteYa ampun si Fais dkk bikin deg-degan ibu guru ya. Kebayang deh dia masih kondisi acak-acakan rambutnya habis mandi. Untung dia nggak telat ikut ANBK dan lancar juga internetnya berkat IndiHome.
ReplyDeleteIya bener, gak masalah datang dengan kondisi berantakan. Yang penting hadir dulu wkwkkk... Untung ANBK lancar berkat IndiHome
DeleteMasyaallah saya terharu banget dengan semangat bapak dan ibu guru semua semata-mata agar murid-muridnya bisa ujian. Alhamdulillah juga didukung dengan internet yang lancar. Semoga semua murid-muridnya sukses ya. -Mutiara Fhatrina
ReplyDeleteAlhamdulillah, kami di sini bisa kompak & respect sama anak2, bagaimanapun kondisi mereka...
DeleteYa Allah Mba aku bacanya ikut deg-degan nunggu murid yang belum pada datang hehe.. Alhamdulilah ya Mba ANBKnya berjalan lancar meskipun ada di daerah tapi nisa mendapatkan pelayanan maksimal dari Indihome.
ReplyDeleteiya Mbak... beruntung masih ada jaringan internet yang stabil
DeleteProgram belajar mengajar pasti akan sangat menyenangkan dengan guru2 yang baik serta trus memotivasi murid2nya agar bisa terus belajar menggapai cita2 dan dukungan indihome yang membuat kbm jadi lancar signalnya
ReplyDeleteIya, keberadaan IndiHome benar2 membantu proses belajar mengajar selama pandemi
DeleteIndihome memang kyknya udah lama nih menargetkan di mana2 kudu ada jaringannya. Bagus lha apalagi di daerah yg agak terpencil supaya akses informasi lbh mudah diakses ya mbak.
ReplyDeleteUtk kepentingan pendidikan jg berasa banget pas masa pandemi gini kita butuh inet utk bantuan belajar,
Iya, memang selama pandemi keberadaan internet sudah kayak kebutuhan pokok aja
DeleteAlhamdulillah ya Mbak, sekolahnya pakai IndiHome, jadi guru dan siswa sama-sama terbantu dalam ujian ANBK ini ya yang pasti semua butuh koneksi internet yang stabil ya, koneksi IndiHome kan lancar jaya gak ada kendala kan ya :)
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak .. lancar jaya ANBK nya berkat IndiHome
DeleteWah ceritanya sangat menginspirasi...
ReplyDeleteIndihome memang solusi untuk masalah internet ya kak,..
Guru dan murid jadi lancar deh ujiannya..
Betul Mbak, semoga IndiHome makin luas jaringannya biar banyak yg bs kebantu
DeleteMasyaAllah bu guru yang sabar sekali, semangat selalu ya Mba. Btw IndiHome ini internetnya memang kenceng
ReplyDeleteSemoga bisa kulakan sabar yg banyak setiap hari wkwkwkwk
DeleteSalut ama Bu Guru, panutan pokoknya. Duh, pasti itu ya deg-degan banget kok murid belum datang semua. Alhamdulillah bisa pada ujian semua dan ditunjang dengan kehadiran Indihome biar internet makin lancar di sekolah.
ReplyDeleteIya, Alhamdulillah pokoknya, bisa terselenggara dg lancar berkat IndiHome
DeleteDinamika guru sekolah dasar dengan aneka latar belakang ya mbak... Untung semua terlampaui dan pelaksanaan ANBK juga lancar karena jaringan indihome yang lancar ya mbak...
ReplyDeleteIya nih, memang siswa di sini berangkat dari beragam latar belakang jadinya guru ya harus bisa memahami mereka
DeleteAlhamdulillah ya, sekarang internet sudah semaki banyak menjangkau daerah. Jadinya belajar bisa semakin merdeka. Bisa di mana saja dan kapan saja. Tapi pastinya, tetap harus ada edukasi. Sebab tak semua anak atau orang bisa mengerti. Fasilitasnya juga semoga semakin lengkap deh.
ReplyDeleteIya, semoga saja seluruh wilayah Indonesia segera bisa dijangkau internet
DeleteIndihome memang sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia ya.. bersyukur jadi bisa mendukung ANBK
ReplyDeleteIya, bersyukur sudah ada IndiHome yang bisa dimanfaatkan untuk jaringan internet ANBK
Deletesaya sebagai wali murid juga mengakui salah satu tantangan ketika pandemi ini sinyal internet. soalnya sering ngalami ada zoom ngadat, putus2, dll.. gegara koneksi yang kurang oke
ReplyDeleteInternet memang menjadi kebutuhan pokok untuk pendidikan sekarang
Delete