Frugal Living, Bukan Berarti Pelit
Akhir-akhir ini, sempat viral mengenai gaya hidup frugal living bagi sebagian kalangan. Sebenarnya apa sih frugal living itu? Frugal living ini bisa diartikan gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak, bahkan sebagian orang cenderung mengatakan pelit terhadap para pelaku frugal living.
Sebenarnya, tidak ada salahnya juga kita menerapkan gaya hidup frugal living. Apalagi bagi masyarakat perkotaan dengan penghasilan pas-pasan atau bahkan jauh di bawah UMR. Kalau tidak bisa mengerem pengeluaran, jelas akan terjebak pada hutang konsumtif yang menumpuk di sana-sini dan tak berkesudahan. Akibatnya bisa dikatakan gali lubang, tutup lubang.
Frugal Living sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang. Gaya hidup yang satu ini diartikan sebagai konsep dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), disertai dengan pertimbangan dan analisis yang baik, juga dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas. Jadi tidak serta merta menyiksa diri tidak membelanjakan uang demi kesenangan pribadi tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Satu hal yang paling sering dilakukan para penganut gaya hidup frugal living adalah dengan menghemat pengeluaran akan hal-hal yang kurang bermanfaat. Contohnya, mereka akan memutar otak tentang bagaimana cara menghemat bensin untuk kebutuhan transportasi, bagaimana makan makanan yang murah meriah namun tetap sehat dan bergizi cukup, bagaimana anak-anak mereka tetap mendapatkan pendidikan yang layak dengan biaya yang terjangkau, atau bagaimana caranya keluarga tetap bahagia tanpa mengeluarkan banyak biaya untuk kepentingan rekreatif.
Sebaliknya, ada pula masyarakat yang berprinsip untuk menambah pemasukan demi mencukupi standar kehidupan yang layak menurut mereka. Jadi, orang-orang yang berada di golongan ini tidak menjalani hidup hemat yang ekstrim seperti para penganut frugal living. Namun mereka cenderung berkreasi dan berusaha lebih banyak untuk mendapatkan pemasukan yang lebih besar lagi.
Pada golongan masyarakat yang seperti ini, biasanya memiliki pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan yang dilakukan sekaligus. Jadi, mereka memiliki banyak sumber keuangan untuk keluarga. Memang bebannya akan dirasa lebih berat karena melakukan dua pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Harus pandai-pandai mengatur waktu dan tenaga juga. Namun, mereka biasanya lebih bersemangat karena bisa mendapatkan pemasukan yang lebih besar lagi, demi mencukupi kebutuhan.
Penganut kedua gaya hidup di atas tentu saja sama-sama baik. Tinggal disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan masing-masing orang untuk menjalankannya. Semua pilihan hidup pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, kita yang harus pintar-pintar mengatur bagaimana cara untuk mendapatkan kehidupan yang layak tanpa membebani diri sendiri secara berlebihan, apalagi sampai membebani orang lain.
0 Response to "Frugal Living, Bukan Berarti Pelit"
Post a Comment
Saya persilakan menambahkan komentar untuk melengkapi postingan blog di atas.
Semoga bermanfaat & menginspirasi buat semua...